Assalamu'alaikum Selamat Datang Di Ranah Pasaman
Kemelut Panjang di Muara Tais
Mapat Tunggul, BRM
Kehadiran dua buah perusahaan investor, PT Pasaman Alam Lestari (PT PAL) dan PT Purta Rao Jaya (PT PRJ), di Nagari Muara Tais Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman beberapa tahun belakangan ini telah membawa kemelut berkepanjangan yang rumit dan sulit untuk diselesaikan dalam waktu singkat. Hal itu disebabkan buntut permasalahan yang timbul melibatkan banyak pihak dengan berbagai kepentingan. Sehingga selain berbagai prosedur dan teknis operasional yang mengundang berbagai indikasi, juga cara perolehan lahan tidak terlepas dari berbagai taktik yang memancing konflik kaum.
Berikut ini, BRM menyajikan kronologis kontroversi antara pemuka adat yang saling membuktikan kebenaran eksistensi kekuasaan ulayat (wilayah teritorial kaum) dan kontribusi bagi pihak yang menerima kehadiran dan keberadaan PT PAL dan PT PRJ serta Koperasi KJUB di Nagari Muara Tais.
Penghulu Pemangku Ulayat Nagari Muara Tais Dan Tokoh Masyarakat Nagari Muara Tais melayangkan sepucuk surat kepada Bupati Pasaman melalui surat nomor 01/PPU-NMT-09-2008, Perihal Penolakan keberadaan PT PAL dan PT PRJ serta Koperasi KJUB di Nagari Muara Tais, tertanggal 2 September 2008 mengungkap adanya rencana pembukaan lahan perkebunan di Tanah Ulayat Nagari Muara Tais yang terletak di jorong Sibintayan, Jorong Kubu Baru dan Jorong Soma oleh PT Pasaman Alam Lestari (PT PAL) dan PT Purta Rao Jaya (PT PRJ), yang menurut kami, PT tersebut belum mengikuti Prosedur Adat Istiadat yang berlaku di Nagari Muara Tais antara lain dalam hal sebagai berikut;
Pertama, penyerahan lahan perkebunan kepada PT PRJ yang setahu kami adalah lokasi Patongahan, Bukan Lahan Ulu Tibawa, apalagi lahan pemakaian masyarakat. Namun kenyataannya yang digarap untuk lahan ternyata lahan pemakaian masyarakat, tempatnya di jorong Soma (Lokasi Kebun Karet).
Kedua, PT PRJ menurut kami tidak memenuhi perjanjian semual, yaitu: “Membangun jalan Nagari sampai sirtu (pasir – batu,red), dan sampai saat ini tidak ada realisasi. Ketiga, pada saat ini telah terjadi penggusuran dan pembatasan lokasi lahan produksi masyarakat secara paksa oleh Rajo Barayun dan Koperasi Malenggang Indah (Kopermai) pada hari Kamis tanggal 18 September 2006 terhadap anak kemenakan kami di Jorong Soma tanpa sepengetahuan Penghulu Pemegang Ulayat Nagari Muara Tais.
Sedangkan, menurut Pituah adat Nagari Muara Tais, tidak ada hak dan wewenang Rajo Barayun untuk memberikan batas tanah ulayat Nagari Muara Tais adalah Penghulu Pemegang Ulayat Nagari Muara Tais.
Demikian antara lain yang menjadi alasan Penghulu Pemegang Ulayat dan tokoh masyarakt Nagari Muara Tais menolak dan merasa keberatan dengan keberadaan PT PAL dan PT PRJ tersebut di Nagari Muara Tais, sebelum PT tersebut mengikuti prosedur yang berlaku menurut Adat Muara Tais. Disamping itu, tidak ada tanah Ulayat Suku ataupun Ulayat Jorong, melainkan Pemegang Ulayat adalah Penghulu.
Kepada Bupati Pasaman diminta oleh pihak Penghulu Pemangku Ulayat Nagari Muara Tais Dan Tokoh Masyarakat Nagari Muara Tais untuk meninjau sejauh mungkin dan meluruskan jalannya PT PAL dan PT PRJ agar tidak tidak terjadi kerugian dan pertumpahan darah.
Demikian isi surat Penolakan keberadaan PT PAL dan PT PRJ yang ditanda tangani oleh 5 orang Penghulu Pemegang Ulayat Nagari Muara Tais, yaitu, Manas St. Bangun, Jasmar Rajo Malenggang, Rusdi A Dt. Bonsu, Amril Nurman Bdr. Bosar dan M Nasir St. Bano.
Dengan tembusan disampaikan kepada Ketua DPRD Pasaman, Kadishut Pasaman, Kadisbun Pasaman, Camat Mapat Tunggul, Wali Nagari Muara Tais, Direktur PT PAL, Direktur PT PRJ, Ketua Koperasi KJUB, Ketua Bamus Nagari Muara Tais dan Kepala jorong se Nagari Muara Tais.
Selain itu, dilampirkan pula nama, jabatan, alamat dan tanda tangan dari 49 orang tokoh masyarakat Nagari Muara Tais dari berbagai unsur.
Keberadaan surat Penghulu Pemangku Ulayat Nagari Muara Tais Dan Tokoh Masyarakat Nagari Muara Tais itu ditanggapi oleh Pucuk Adat Nagari Muara Tais melalui surat nomor 12/PA – WN/X 2008 tertanggal 20 Oktober 2008 dan kembali ditujukan kepada Bupati Pasaman.
Sebanyak 6 poin penjelasan diberikan untuk menjawab pernyataan yang mengatasnamakan Penghulu Pemangku Ulayat Nagari Muara Tais Dan Tokoh Masyarakat Nagari Muara Tais secara terinci kepada Bupati Pasaman. Penjelasan tersebut adalah, pertama, penyerahan lahan untuk perkebunan sawit kepada PT PRJ oleh Pucuk Adat Penguasa Ulayat Nagari Muara Tais tahun 2004 seluas 3200 ha memang nama lokasinya terkenal dengan nama Patongahan, namun arealnya sudah mencakup dataran Tibawan dan yang memploting areal tersebut adalah Dinas Kehutanan kabupaten Pasaman.
Kedua, penyerahan lahan untuk perkebunan kepada PT PRJ sudah sesuai dengan prosedur, baik adat yang berlaku di Nagari Muara Tais maupun menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk itu. Ketiga, Kami mengakui bahwa PT PRJ belum melaksanakan semua perjanjian sebagaimana yang telah disepakati semula. Namun setelah dikonfirmasikan, PT PRJ tetap akan melaksanakan perjanjian tersebut secara bertahap.
Keempat, nagari Muara tais, ibarat rumah, ada lim ruangan, satu diantara lima ruang tersebut dihuni oleh Rajo Berayun dengan Kampungnya Kubu Baru dan Soma. Rajo Berayun menurut adat berwenang memberi batas/garis pemakaian tanah kepada suatu Sutan Saripada di Soma karena mereka Sutan Saripada itu hanya menumpang dalam ulayat bilik Rajo Berayun Kubu Baru.
Kelima, dengan adanya surat Penghulu Pemangku Ulayat Nagari Muara Tais Dan Tokoh Masyarakat Nagari Muara Tais tersebut, kami Pucuk Adat Penguasa Ulayat dan Wali Nagari Nagari Muara Tais telah menghimbau kepada para penghulu tersebut ke rumah gadang Pucuk Adat di Benai untuk mengadakan musyawarah, namun penghulu yang bersangkutan tidak sanggup datang.
Terkhir disebutkan, kami masyarakat Jorong Kubu Baru dan Sibintayan Nagari Muara Tais mohon sungguh kepada Bapak, agar supaya rencana pembangunan perkebunan tersebut tetap dilaksanakan, demi masa depan Jorong dan Nagari Muara Tais pada khususnya.
Surat tanggapan tersebut di tanda tangani oleh Pucuk Adat Nagari Muara Tais, Jafrizal Hasan Sutan Malenggang dan mengetahui Wali Nagari Muara Tais, Dalmi Yasri, SH dilengkapi tembusan kepada Ketua DPRD Pasaman, Kapolres Pasaman, Kadishut Pasaman, Kadisbun Pasaman, Camat Mapat Tunggul, Ketua KAN Muara Tais, Jorong se Nagari Muara Tais, Dirut PT PRJ, Dirut PT PAL, Ketua KJUB.
Surat tersebut dibuat atas dasar hasil pertemuan Penghulu dan Ninik Mamak serta Pemerintah Nagari Muara Tais tanggal 20 oktober 2008 yang berjumlah sebanyak 35 orang.
Sementara di lingkungan Pemkab Pasaman, pembahasan mengenai lahan yang dikelola oleh PT PAL dan PT PRJ sebelumnya, Cuma 1x mengadakan rapat di Gedung Pertemuan Bappeda Pasaman pada tanggal 29 Juli 2008 dengan peserta dari perutusan Dinas Perkebunan, BPN, KLH, Bappeda, Dinas Kehutanan, Dinas Perindagkop UKM, Asisten II, Dirut PT PAL, Ketua KJUB Ophir dan Ketua Kelompok Plasma I – V.
Dari data yang berhasil dihimpun BRM, diantaranya bukti penyerahan dana dari Ketua KJUB Pasaman Barat kepada Ninik Mamak Muara Tais pada tanggal 08 Agustus 2009 lalu, berupa setumpuk uang tunai sebanyak Rp. 3,5 milyar guna membayar silih jariah (ganti rugi-red) atas penyerahan lahan ulayat yang berada dalam kekuasaan Pucuk Adat Nagari Muara Tais, Jafrizal Hasan Sutan Malenggang, atas penyerahan lahan seluas 12.000Ha.
Beberapa orang anggota KJUB Pasaman Barat mengungkap kepada BRM bahwa untuk pengelolaan kebin sawit tersebut dilakukan oleh sebuah perusahaan investor yang didatangkan dari Kota Medan – Sumut yang bernama PT Pasaman Alam Lestari (PT PAL) yang konon kabarnya digandeng oleh mantan Ketua DPRD Pasaman periode 2004 – 2009 lalu.
Kekuatan kebebasan PT PRJ juga mengakar pada pelibatan Pucuk Adat Nagari Muara Tais, Jafrizal Hasan Sutan Malenggang, dengan menyerahkan dana pembangunan Rumah Gadang (Rumah adat kebesaran kaum-red) Sutan Malenggang sebesar Rp. 900 juta. Dengan bukti penyerahan berupa kwitansi biasa yang diterima Pucuk Adat Nagari Muara Tais, Jafrizal Hasan Sutan Malenggang di Mapat Tunggul pada tanggal 5 Januari 2010 lalu. RD100/RD87
Pasaman, BRM
Sektor Perkebunan Kabupaten Pasaman sebagai salah satu potensi daerah paling utara itu terus dikembangkan. Sebagai salah satu penopang ekonomi masyarakat, Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman tahun ini melaksanakan sejumlah program penyehatan sektor tersebut.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Ir Nasrun pada koran ini di Lubuk Sikaping baru baru ini menjelaskan, dalam rangka memotivasi perkembangan sektor perkebunan rakyat di Kabupaten Pasaman, tahun ini Dinas Perkebunan akan melaksanakan program bantuan bibit Cacao alias Coklat dan Karet yang didanai oleh APBN RI Tahun 2011.
Pendistribusian bibit dimaksud akan dilakukan melalui Kelompok Tani (Keltan) yang ada didaerah itu. Hingga saat ini, jumlah proposal keltan yang diterima Disbun terkait hal tersebut telah melebihi dari jumlah ketersedian bibit yang akan diserahkan tersebut.
Dijelaskan Nasrun, seluruh lokasi Keltan yang mengajukan permohonan akan dievaluasi keberadaan keltan sekaligus lahannya sebelum ditetapkan sebagai Keltan Penerima Bantuan Bibit.
Jumlah bantuan bibit yang akan diserahkan adalah, 40. 000. batang bibit Coklat dan 35. 000. bibit Karet.
Bersamaan dengan program bantuan bibit tersebut, Dinas Perkebunan juga melaksanan program Gerakan Nasional (GERNAS) Cacao di Kabupaten Pasaman. Hal itu akan dilaksanakan pada 700 Hektare kebun Cacao masyarakat diseluruh kecamatan di Kabupaten Pasaman. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Program GERNAS tersebut adalah Peremajaan Cacao seluas 100 Hektare, Rehabilitasi 200 Hektare dan Itensifikasi 400 Hektare. “Sama dengan mekanisme bantuan bibit, program ini akan dilaksanakan melalui keltan, jelas Nasrun.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman, luas kebun Cacao di Kabupaten Pasaman setidaknya mencapai 15. 000. Hektare. “Jika dipedomani hasil pendataan berdasarkan jumlah hasil panen yang dibeli pedagang, diyakini luas kebun Cacao di Kabupaten Pasaman melebihi 15 000 Hektare, jelas Nasrun seraya menegaskan bahwasanya Kebun Cacao Kabupaten Pasaman paling luas di Propinsi Sumatera Barat saat ini. RD100/RD87
Pasaman, BRM
Peristiwa kecelakaan tragis, di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sumbar – Sumut, sekitar pukul 10.30 WIB, telah merenggut 4 nyawa dan dua lainnya kritis, Selasa 31/5. Mobil pick up L-300 bernomor polisi BA 8013 DN dalam kecepatan tinggi merambah tiga sepeda motor dari arah berlawanan. Tiga sepeda motor ditumpangi enam orang, termasuk yang mengendarai. Diduga mobil dengan pengemudi warga Tapus, Kecamatan Padang Gelugur itu, kehilangan keseimbangan karena mengan¬tuk, sehinga nyasar ke bagian kanan jalan dan menyeret sejumlah ken¬daraan serta penumpangnya sepan¬jang tujuh meter.
Di antara korban yang tewas terdapat anak dan bapaknya. Mereka adalah Ghozali, 60 th, petani, warga Lubuk Aro, Kenagarian Padang Mentinggi, Kecamatan Rao yang membonceng anaknya Miska Ani, 14 th, pelajar SMP 3 Rao. Saat ditabrak bapak dan anak ini terpelanting bersama sepeda motor matic Yamaha Mio BA 3602 DN.
Bapak dan anak ini beriringan dengan Dedi Kurniawan, 32 th, tukang ojek, warga Simisuh Sumpadang, Jorong IV, Kenagarian Padang Mentinggi, Kecamatan Rao. Dedi yang mengendarai sepeda motor China bernomor polisi BA 6217 DT membawa penumpang, Alfiandri, 14 th, pelajar SMP 3 Rao, warga Sumpadang, Jorong IV, Kenagarian Padang Mentinggi.
Di belakang mereka ada pula sepeda motor Honda Revo BA 3224 N yang dikendarai Sawaluddin,14 th, siswa SMP 3 Rao yang membonceng adiknya Maisaroh, 10 th, SD Inpres Polongan Dua, Kenagarian Padang Mentinggi, Kecamatan Rao. Hanya, warga menyebutkan bahwa Maisaroh, pada waktu itu bukan membonceng motor, tapi sedang berjalan kaki di pinggir jalan.
Menurut saksi mata, sopir pick up tanpa muatan Rusdi Havizi, 21 th, warga Tapus, Padang Gelugur, itu melaju kencang dari arah Padang Sidempuan, Sumut menuju arah Panti. Informasinya, Havizi usai mengantar ikan ke Padang Sidempuan. Di dalam pick up ia berdua dengan kernetnya, yang belum diketahui identitasnya. Sementara itu, dari arah berlawanan sedang melaju pula tiga sepeda motor.
Persis di ruas jalan Jalinsum, Kampung Inpres Polongan II, Padang Mentinggi, Rao, tiba-tiba L-300 mengambil jalur ke kanan. Pengendara sepeda motor tak menyadari, sehingga tak sempat menghindar. Pikap langsung menabrak ketiga sepeda motor dengan keras. Salah satu sepeda motor sempat terseret. Havizi kemudian membanting setir ke kiri. pick up tak terkendali lagi, dan selanjutnya menabrak pohon kepala, dan rumah warga.
”Saya tidak tahu pasti entah sepeda motor mana yang duluan ditabrak. Tapi, suaranya sangat jelas dan saya langsung berlari ke lokasi. Bahkan, jasad Dedi sudah terseret L-300 itu dan kemungkinan tewas di tempat,” ujar Dahrul, warga sekitar lokasi kejadian, kepada wartawan. Ia menduga sopir pikap mengantuk, sehingga tak menyadari mobil yang dikendarai masuk jalur yang salah.
Bersama warga, polisi membawa semua korban ke Puskesmas Rao. Waktu itu Dedi dan Ghozali sudang tak bernyawa. Sementara Miska Ani sempat akan dirujuk ke RSU Achmad Mukhtar Bukittinggi. Namun, baru sampai di Lubuk Sikaping korban meninggal dunia. Alfiandri dibawa ke RSUD Lubuksikaping, namun ia juga meninggal dalam perjalanan. Sawaluddin, Maisaroh, dan Havizi hingga tadi malam masih kritis, dan dirawat di Puskesmas Rao. Kernet L-300, hanya luka ringan dan hanya rawat jalan.
Kasat Lantas Polres Pasaman, AKP Irwan Santoso, mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP. Sejumlah barang bukti juga sudah diamankan, termasuk sepeda motor korban. ”Saat ini kami masih melakukan pendalaman. Ini akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme dan prosedur hukum. Sopir dan sejumlah saksi akan kita minta keterangan,” ujar Irwan Santoso. Namun polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus kecelakaan tersebut.
Ketua DPRD Pasaman yang juga anggota DPRD Pasaman Daerah Pemilihan III, Yasri Rolan, yang mengetahui kejadian itu langsung membezuk korban di Puskesmas Rao. ”Saya turut berduka cita atas musibah ini,” ucap Yasri.
Kapolres Pasaman AKBP Gatot Santoso ketika di¬kon¬firmasi menga¬kui bahwa sopir pick up Rusdi Havizi diduga mengantuk saat membawa ken¬daraan menuju Tapus.RD100/RD87
Pasaman, BRM
Kecelakaan maut yang menewaskan empat korban, antara mobil pikap L-300 dari arah Padangsidimpuan, Sumut menuju Panti Pasaman dengan 3 unit sepeda motor, Selasa (31/5) lalu, membuat Ketua DPRD Pasaman Yasri Rolan prihatin.
Dia meminta pihak yang terkait untuk menyikapi secara serius penyebab kecelakaan yang mengenaskan itu. ”Kecelakaan yang sangat mengerikan. Karena telah merenggut nyawa empat orang, belum lagi yang kritis di rumahsakit. Ke depan kami minta agar pengguna jalan raya lebih berhati-hati dan tetap waspada,” ingatnya.
Selain itu, dia juga meminta rambu lalu lintas dibuatkan lebih banyak lagi. Apalagi di sekitar TKP yang jalan lurus sehingga banyak pengguna kendaraan tidak mengurangi kecepatannya. ”Perlu sosialisasi terkait penggunaan kendaraan di lalu lintas ini, karena Pasaman termasuk daerah yang sering kecelakaan, khususnya di daerah Pantura (Panti, Tapus dan Rao),” ujar Yasri.
Dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat, tingkat kecelakaan di jalan raya akan dapat ditekan atau diminimalisir. Dihimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati ketika mau melintas di jalan raya begitu juga saat mengendarai kendaraan. ”Karena dalam menggunakan kendaraan, kalau tidak orang lain yang menabrak, kita sendiri yang tertabrak jika tidak hati-hati,” tuturnya.
Salah satu tokoh masyarakat Padang Metinggi Kecamatan Rao, M.Din Herti Lubis menyebutkan, di kawasan Rao memang masih banyak daerah rawan kecelakaan yang tidak dipasang rambu-rambu lalulintas. ”Seperti dari arah Padangsidimpuan menuju Rao tepatnya pada pendakian sebelum SMPN 1 Rao. Karena di daerah itu ada persimpangan alternatif menuju arah terminal Pasar Rao atau bypass,” jelas M Din.
Lokasi lainnya, di dekat terjadinya musibah kecelakaan Selasa (31/5) lalu. Di lokasi itu masih sangat minim rambu lalulintas. ”Sepanjang Rao-Muara Cubadak itu banyak tikungan manis dan tajam. Dan tepat sekali kalau dipasang rambu-rambu lintas,” kata M. Din.RD100/RD87
Rao Selatan,BRM
Masalah kultural di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat ikut menjadi faktor penghambat kelancaran program Keluarga Berencana (KB), ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) Kecamatan Rao Selatan, Hendriyanto pada wartawan di Rao, Selasa, 31/5.
“Program pemerintah yang bertujuan mengatur angka kelahiran dengan memeliki dua anak dalam keluarga dianggap tabu, belum ditwrima dengan baik serta tidak sesuai dengan tradisi budaya yang telah mereka anut sejak lama. Akibatnya, program KB kurang lancar. Indikasinya terlihat pada jumlah akseptor yang belum mencapai target, sementara tahun 2011 sebanyak 917 akseptor harus tercapai, ujar Hendriyanto.
Kehadiran petugas penyuluh di lapangan katanya, belum diterima dengan sikap ramah, sehingga koordinasi dan komunikasi yang akrab belum dapat terjalin dengan baik. Ia menjelaskan, mereka cenderung punya anak dan keturunan yang banyak, sehingga pola dan paradigma tersebut sangat sulit untuk diperbaiki dan diubah, butuh waktu yang lama.
"Hambatan kultural merupakan tantangan bagi petugas untuk lebih giat lagi memberikan penyuluhan KB di tengah masyarakat. Di setiap nagari dan jorong telah kami tunjuk Kader KB dari masyarakat setempat untuk melakukan tugas sosialisasi dengan cara rutin," paparnya.
Dia menambahkan, pemerintah menjadikan hambatan tersebut tantangan dalam bertugas dan akan terus memberikan pendidikan dan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya bagi mereka.Tujuan jangka panjangnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluarga yang sehat dan berpendidikan tinggi, ujarnya.RD100/RD87
Lubuk Sikaping, BRM
Empat orang pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemkab Pasaman, dilantik untuk mengisi kekosongan. Beberapa di antaranya, akan masuk masa pensiun. Keempat pejabat yang dilantik Sekkab Pasaman, Syamsurizal di ruangan Wakil Bupati Pasaman itu, adalah Rahimal, sebagai Kepala Bidang (Kabid) Koperasi, Hasan Basri sebagai Kabid Perdagangan, Sri Haryanti, Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan Uasaha Koperasi dan My. Antonius, Kasubag Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluh, Tapus, Kecamatan Padang Gelugur.
Sekdakab. Drs. Syamsurizal mengungkapkan harapannya kepada Pejabat yang telah dilantik diminta melaksanakan tugasnya sesuai tupoksi masing-masing. Setelah pelantikan, diharapkan keberadaan pejabat yang dilantik bukanlah sebagai orang yang akan dilayani masyarakat, tapi wajib menjadi pelayan masyarakat. ”Bekerjalah sesuai aturan, jangan ketika ada teguran baru bekerja. Tapi tanamlah rasa solidaritas dan tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang diberikan,” ingatnya.
Apalagi, kata Syamsurizal, bidang tugas mereka berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat dan rakyat kecil. Mereka diingatkan agar tidak melakukan hal yang memperburuk citra Pemkab. ”Jangan sempat ada laporan yang tidak baik dalam melaksanakan tugas sebagai PNS. Kalau ada laporan yang kurang sedap terkait pekerjaan, maka (jabatan saudara) akan ditinjau kembali,” ingatnya lagi.
Wakil Bupati Pasaman Daniel menegaskan, dalam upaya pengembangan karier PNS, maka perlu dilaksankan mutasi secara berkesinambungan. Baik berupa rotasi maupun promosi jabatan. Maka pejabat baru harus selalu melakukan inovasi-inovasi dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan, dan siap berubah mengikuti perubahan pelayanan kepada masyarakat menuju arah lebih baik.
”Semoga para pejabat yang baru dilantik itu dapat membangun dan meningkatkan prestasi terbaik demi kemajuan Pasaman. Karena tugas dan kewajiban harus dipertanggungjawabkan, bukan saja kepada pejabat yang berwenang mengangkat, tetapi secara moral juga harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan,” jelas Wabup Daniel. RD100/RD87
Pasaman, BRM
Balai Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Pasaman melaksanakan Rapat Koordinasi Bulanan dengan Pemkab Pasaman di Gedung PKK Jalan Sudirman Lubuk Sikaping, Rabu, 01/6.
Rakor dibuka Bupati Pasaman yang diwakili Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan H Asnil M, SE MM dihadiri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Prov. Sumatera Barat dan diikuti oleh Dinas Pertanian dan Holtikurtura (Distahor), Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak), Dinas Perkebunan (Disbun) Dinas Kehutanan (Dishut), Kepala UPT kecamatan dan seluruh tenaga Penyuluh BP2KP Pasaman berlansung sehari itu, membahas agenda BP2KP dan keterpaduannya dengan program Pemkab Pasaman.
Kepala BP2KP Pasaman, Sudirman Hs SP MM menyampaikan bahwa pada tahun 2010 lalu telah dilaksanakan program lumbung pangan desa di Kabupaten Pasaman dan pada tahun 2011 ini direncakanan akan ditambah 2 desa lagi.
Sedangkan Pelaksanaan BPP Model akan diterapkan di 3 UPT yaitu di UPT Petok, UPT Bonjol dan UPT Ladang Panjang, pelaksanaan Program gerakan kesejahteraan petani, pelaksanaan program percepatan penganekaragaman ketahanan pangan (P2KP), ungkap Sudirman.
Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan H Asnil M, SE MM dalam sambutannya mengharapkan Rakor berikutnya agar BP2KP mengikutsertakan Dinas Perindagkop dan UKM agar terjalin sinergi yang intensif dalam pemberdayaan ketahanan pangan di daerah ini.
H Asnil M, menyebutkan Pemkab Pasaman telah memprioritaskan program ketahanan pangan kabupaten pasaman melalui SKPD terkait, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan ketersediaan cadangan local. Bahkan dimungkinkan surplus yang dapat dipasok ke luar daerah.
‘ BPTP Sumbar mengungkap bahwa produksi padi dibawah 4 ton/ha tidak termasuk kategori standar , sehingga perlu pelaksanaan penyuluhan intensif kepada petani. Untuk program SLPTT diprioritaskan untuk bibit jagung, kedelai dan kacang tanah.
Dinas Pertanian dan Holtikurtura (Distahor), yang disampaikan Kasi Perencanaan Ike Fransiska STP, Msi., menjelaskan tentang 4 jenis bidang yang menjadi sasaran program instansinya. Keempat jenis program tersebut adalah PLH (irigasi), Bina Program (Statistik Ditahor), Agribisnis dan alat-alat mesin pertanian (alsintan).
Diskannak Pasaman yang diwakili Rahmi Nelly memaparkan program Diskannak Pasaman adalah penegmbangan potensi perikanan tahun 2011 yang dipusatkan di Kecamatan Tigo Nagari dan Lundar Kec. Panti.
Dikatakan, pada tahun 2010 produksi ikan Pasaman tercatat 17.152,18 ton dengan tiga komoditi unggulan yaitu, ikan mas, gurame, lele dan nila.
Dishut Pasaman yang diwakili Ayo Sunaryo, SH mengugkapkan bahwa Dishut saat ini memiliki 3 orang tenaga penyuluh kehutanan, sementara luas areal hutan kritis di Pasaman 166.000 ha. Untuk itu sebanyak 170 ha sedang diprogramkan untuk direhabilitasi dan berikutnya akan dilakukan kegiatan penghijauan berupa kebun raya.
Sedangkan Dinas Perkebunan yang diwakili Ita Siska menyebut bahwa Kabupaten Pasaman mendapat dana APBN untuk Gerakan Nasional Produksi Kakao yang dilaksanakan pada 60 kelompok dan menetapkan Nagari Model Kakao di Nagari Sundata Kec. Lubuk Sikaping.
Dalam sesi diskusi, Kepala UPT Ladang Panjang mengusulkan agar diberikan biaya operasional penyuluh kepada PPL melalui APBD Pasaman.RD100/RD90
Pasaman, BRM
Dua Nagari di Kabupaten Pasaman telah sukses menentukan siapa pemimpin mereka melalui pemungutan suara yang berlansung aman tertib dan lancar. Pelaksanaan pemungutan suara di tempat berbeda dilaksanakan. Di dua nagari itu Nagari Tanjung Betung di Kec. Rao Selatan dan Nagari Padang Gelugur di Kec. Padang Gelugur, Senin 30/5.
Dari empat orang Calon Wali Nagari yang bertarung dalam mengikuti prosesi Pilwana di Nagari tersebut diantaranya adalah Efrinaldi, Saharuddin, Asran Tanjung, dan Jendrizon Hasan suasana pelaksanaan Pilwana tersebut mendapat sambutan yang meriah dari seluruh lapisan masyarakatnya karena saat yang ditunggu – tunggu selama ini dan isu yang berkembang ditengah- tengah masyarakat selama ini telah dan akan terwujud untuk memimpin Nagari Padang Gelugur yang berpenduduk cukup padat dan mempunyai potensi yang sangat strategis untuk pengembangan wilayah peningkatan ekonomi diantara nya pusat perdagangan kedepannya.
Dalam proses pelaksanaan pilwana itu masyarakat setempat telah memberikan Hak Suara nya yang terdiri dari empat Jorong diantaranya Jorong Bahagia , Jorong Sentosa, Makmur dan Jorong Selamat telah berlangsung sesuai dengan harapan masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan penghitungan suara oleh panitia pelaksana Pilwana di masing- masing Tempat Pemungutan Suara ( TPS ) yang ada masing- masing Tim Sukses Calon Wali Nagari menyimak dengan seksama selama penghitungan suara berlangsung dengan penuh harap- harap cemas seluruh rangkaian kegiatan proses pemilihan berlangsung dengan tertib, aman dan lancar.
Sehingga Nagari Padang Gelugur terpilih sebagai Wali Nagari atas nama Saharuddin Mdh dengan kandidat nomor 2 berhasil unggul memperoleh suara terbanyak dari 4 kandidat lainnya. Saharuddin Mdh mengumpulkan 2.686 suara, sedangkan calon nomor 1, Efrinaldi Narda, SP mendapat 2.256 suara, Asran Tanjung, S.Ag calon nomor 3 meraih 2.033 suara dan Jenrizon Hasan calon nomor 4 mengangrongi 1.752 suara.
Sementara dihari yang sama juga berlangsung Pemilihan Walinagari ( Pilwana ) Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan yang diikuti oleh 3 orang kandidat, Nasril, Abdul Haris dan Maswan. Suasana kegiatan tampak aman, tertib dan lancar.
Di Nagari Tanjung Betung di Kec. Rao Selatan, dengan tiga orang kandidat, dimenangkan oleh Abdul Haris (1) dengan 2.043 suara, Nasril alias Chiyoda (2) mendapat 1.524 suara dan Maswan (3) memperoleh 1.117 suara.
Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Pasaman Parmohonan, S.Ag. menyebutkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan proses pelaksanaan Pilwana di dua Nagari sekaligus pada hari yang sama masyarakatnya sangat menyambut baik hal tersebut.
Dalam hal ini, Pemkab. Pasaman menyambut baik kegiatan tersebut yang juga bertujuan untuk demi lancarnya berbagai bidang program pembangunan di kabupaten pasaman, yang akan bermuara peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dimasa yang akan datang. Hal itu sejalan dengan Visi dan Misi pembangunan Pemerintah Kabupaten pasaman yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pasaman yang lebih Maju dan berkeadilan kedepannya, ujar Parmohonan.
Menurut Parmohonan, proses pelaksanaan Pilwana berjalan dengan baik , tertib, aman dan lancar kita juga mengucapkan terima kasih kepada Panitia dan seluruh lapisan masyarakat setempat sehingga proses pelaksanaan kegiatan Pilwana telah berjalan sesuai dengan harapan kita bersama.RD100/RD87
Bonjol, BRM
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemkab Pasaman melakukan uji petik potensi galian C khususnya di Nagari Ganggo Mudiak, Kecamatan Bonjol. Uji petik ini bertujuan untuk mengetahui potensi galian C di Pasaman. Selama ini disinyalir potensi alam seperti pasir dijual murah ke luar daerah tanpa ada pengaturan.
“Kita telah melakukan uji petik khusus di Nagari Ganggo Mudiak. Tujuannya untuk mengetahui jumlah potensi pasir yang berada di lokasi tersebut, berapa jumlah mobil yang masuk mengambil pasir, serta berapa banyak warga yang menambang pasir di daerah tersebut,” kata Kadis ESDM, Hasrizal, S.Sos, Kamis,2/6 pada wartawan di Lubuk Sikaping.
Hasil uji petik tersebut akan digunakan untuk menentukan besaran pajak yang harus dibayar. Rencana awal jumlah pajak ditetapkan 60 % untuk Kabupaten Pasaman, dan 40 % untuk Pendapatan Asli Nagari (PAN).
“Dengan adanya kejelasan uji petik itu daerah dan nagari tidak dirugikan, dan tidak ada lagi sekelompok orang yang memperoleh pemasukan tersebut. Artinya pendapatan bagi nagari dan daerah jelas pemasukan dari potensi galian C tersebut,” jelas Hasrizal.
Selama ini, banyak sejumlah mobil truk colt diesel dan kendaraan lainnya berdatangan dari Agam, Bukittinggi membeli pasir di lokasi tersebut. Tapi tidak ada sumbangan dan iuran kepada nagari. Tentu dengan adanya persoalan ini perlu dibuat kebijakan agar nagari tidak rugi. Maka salah satu solusi yang sesegera mungkin dilaksanakan adalah wali nagari dan Badan Musyawarah Nagari harus membuat Peraturan Nagari (Perna). Tujuannya, setiap pemilik angkutan atas pengambilan galian C di nagari akan ada payung hukum yang mengaturnya, terhadap iuran yang dipungut, kata Hasrizal lagi.
Ditambahkan, di Nagari Ganggo Mudiak pekerja pasir menjual dengan harga murah karena posisi dan daya tawar mereka sangat rendah. Oleh karena itu, pembinaan harus dilakukan sesegera mungkin agar aktivitas tersebut dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak merusak sungai.
Bentuk pembinaan yaitu mencarikan lokasi lain yang lebih aman, karena jika dihentikan akan menimbulkan dilema bagi masyarakat sekitar. “Sudah menjadi mata pencaharian bagi warga sekitar mengambil pasir di sungai, untuk itu perlu kajian yang matang untuk mencari solusinya tersebut.
Di sisi lain, rumusan besaran pajak yang ditetapkan antara Nagari Ganggo Mudiak dengan Pemkab Pasaman belum ada kejelasan. “Karena belum final, untuk itu dalam waktu dekat ini, akan dibahas lagi dengan pihak terkait,” pungkas Hasrizal. RD100/RD90
Bonjol, BRM
Pengrajin usaha batu bata di Jorong Padang Laweh, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat keluhkan kesulitan modal untuk meningkatkan produksi.
Seorang pengrajin bernama Abdullah, 48 th, mengatakan, bantuan dari pemerintah Kabupaten Pasaman dan pihak pebankan hingga kini belum ada, sehingga usaha ini dilakukan mandiri apa adanya. "Kita sangat membutuhkan bantuan modal untuk peningkatan produksi yang saat ini perhari hanya bisa mencetak sebanyak 2.000-3.000 buah dengan harga Rp 500 per buah," kata Abdullah pada wartawan, Selasa, (31/5).
Dia menjelaskan, untuk memasak batu bata pun perlu sekam padi. Harga Sekam satu mobil colt diesel Rp. 400 ribu, memasak batu bata 2.000 – 3.000 buah dibutuhkan modal sebanyak Rp. 400 ribu.
Selain itu, pengrajin batu bata membutuhkan mesin cetak batu bata ini agar proses cetak dapat dilaksanakan dengan cepat. Mesin cetak yang ada saat ini baru milik kelompok, sehingga pemakaiannya harus bergiliran dengan anggota kelompok lain.
"Kita menunggu lama baru dapat giliran memakai cetakan. Ini menghambat produksi, Jika milik pribadi maka produksi akan bertambah dengan cepat. Ia berharap, agar Pemkab Pasaman membantu pengrajin bata membeli mesin produksi dan modal pengembangan usaha.RD100/RD90
Lubuk Sikaping, BRM
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Persiapan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat telah terima Surat Keputusan (SK) kepengurusan periode 2011-2012 dari Pengurus Besar (PB) HMI Jakarta di Bukittinggi, Senin, 23/5.
Ketua HMI Cabang Persiapan Lubuk Sikaping, Ega Satria mengatakan, pihaknya berterima kasih dengan diterimanya SK tersebut. Langkah selanjutnya kata Ega, pihaknya akan melaksanakan pelantikan pengurus HMI cabang yang waktunya belum ditentukan.
"Kemungkinan besar pelantikan akan dilaksanakan bersamaan dengan pelantikan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Pasaman, namun pembicaraan dan persiapan belum ke arah itu," kata Ega pada wartawan di Lubuk Sikaping, Selasa,31/5. Ditambahkan, jika pelantikan dilakukan bersamaan, maka akan menghemat biaya dan tenaga. Selain itu juga akan membangun kekompakan dan bisa dinilai positif di mata pengurus tingkat Provinsi Sumatera Barat.
Pasca pelantikan lanjutnya, akan dilakukan peningkatan kapasitas kepengurusan di HMI cabang Persiapan Lubuk Sikaping, sehingga anggota yang duduk di kepengurusan saat ini paham dan mengerti tugasnya. Kegiatan diskusi juga akan diperbanyak di HMI Cabang Persiapan Lubuk Sikaping dengan mengundang alumni HMI yang berkompeten pada bidangnya sehingga pengetahuan anggota bertambah meningkat.
"Jumlah anggota HMI cabang persiapan Lubuk Sikaping sebanyak 200 orang dan telah banyak yang melaksanakan Latihan Kader (LK)I. Secara keanggotaan sudah layak menjadi cabang penuh dan melaksanakan Latihan Kader II tingkat nasional," ujarnya. RD100/RD90
Pasaman, BRM
Penurunan produksi padi Kabupaten Pasaman pada tahun 2010 yang disebabkan berbagai kendala itu, menjadi cambuk dan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Pasaman. Untuk itu, koordinasi dan kerjasama intensif dilakukan antar SKPD terkait, sehingga produktifitas tanaman, terutama padi dapat digenjot kembali.
Demikian diungkapkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Pasaman, H. Asnil M, SE MM kepada BRM, usai Rakor Statistik Pertanian yang digelar Dinas Pertanian dan Hortikultura (Distanhor) bekerjasama dengan Bada Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasaman di Aula Distanhor Pasaman, Rabu 1/6.
Hasil Rakor ini akan dijadikan laporan staff kepada Bupati Pasaman untuk dijadikan bahan pertimbangan kebijakan Bupati dalam menyikapi pengendalian produksi pertanian Pasaman, selain itu diharapkan pertemuan ini bisa terlaksana setiap sekali tiga bulan, ungkap H Asnil M.
Selain penangan distribusi bibit dan pupuk, untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dan palawija, perlu dilakukan listing untuk pengambilan sampel secara berkala oleh BPS melalui Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan Koordinator Cacah Desa (KCD)
“Pertemuan ini merupakan upaya untuk menyatukan langkah menyikapi turunnya produksi padi tahun 2010 dan mencarikan solusi yang tepat untuk menanggulanginya. Permasalahan lain selama ini adalah kurangnya komunikasi lintas SKPD dan petani serta tidak akuratnya laporan yang disampaikan. Oleh karenanya, diharapkan supaya petugas KSK dan KCD melakukan plot ubinan secara bersama sesuai sasaran”, tambah Asnil lagi.
Kepala Distanhor Pemkab Pasaman, DR. Ir. Nursal, Msc mengungkapkan, untuk penentuan perkembangan dan pertumbuhan padi dan palawija hingga hasil produksi dilakukan dengan pengambilan sampel sistim ubinan. Agar diketahui secara global rata-rata keterwakilan dari seluruh areal tanam. Untuk itu, batas pelaksanaan ubinan ditoleransi menjelang saat panen dan tidak boleh dilakukan setelah panen, sehingga KSK perlu melakukan listing sebelum pengubinan.
Sementara itu Listing yang telah dibuat BPS Pasaman untuk alokasi blok sensus dan plot ubinan pusat Sub round II tahun 2011 untuk periode Mei – Agustus 2011 untuk kabupaten Pasaman terdapat 27 listing yang tersebar di berbagai kecamatan yang besarnya bervariasi. Di kec. Bonjol 4 listing, Tigo Nagari (3), Simpati (3), Lubuk Sikaping (4), Dua Koto (3), Panti (6), Padang Gelugur (1), Rao (2), Rao Utara (1), Mapat Tunggul, Mapat Tunggul Selatan dan Rao Selatan (0). Rencana plot bulan Mei (2) , Juni (29), Juli (34), Agustus (33), Purposif (7), total 105 plot.RD100
Lubuk Sikaping, BRM
Pengurus Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)Daerah Kabupaten Pasaman periode 2011-2014 akan segera dilantik pada pertengahan Juni 2011. Presidium KAHMI Daerah Kabupaten Pasaman, Rahmat Isya mengatakan, pelantikan tersebut sedang dibicarakan ditingkat kepengurusan KAHMI Kabupaten Pasaman, dengan anggota presidium sebanyak lima orang namun belum rampung.
"Pelantikan KAHMI daerah Kabupaten Pasaman akan dilakukan oleh KAHMI Wilayah Provinsi Sumatera Barat dengan mengundang tokoh KAHMI di tingkat nasional," kata Rahmat pada wartawan di Lubuk Sikaping, Selasa, (31/5).
Tokoh nasional yang akan diundang adalah Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Sumatera Barat, Ema Yohanna, dan Zulkenedi Said tokoh KAHMI Sumatera Barat, rincinya.
Pasca pelantikan KAHMI Kabupaten Pasaman akan konsolidasi keanggotaan dan akan melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Pasaman. Potensi KAHMI sangat besar jika dimanfaatkan dengan baik, dan dapat pula memberikan saran dan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan di daerah. "KAHMI akan menjadi kekuatan positif dalam membangun Pasaman ke arah yang lebih baik dan sejajar dengan daerah lain," ujarnya. RD100/RD90
Pasbar, BRM
Dalam upaya membudayakan kembali kesenian tradisional, khususnya musik talempong, Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Budaya (DPOPB) Pasaman Barat (Pasbar) menggelar festival musik talempong, di aula kantor bupati, Selasa 31/5. Festival musik tradisional ini, pertama kali diadakan di Pasbar. Pertunjukan yang diikuti sanggar-sanggar seni di Pasbar itu berlangsung meriah.
Kepala DPOPB, Asnal mengatakan festival talempong tersebut diadakan sebagai salah satu upaya melestarikan dan membudayakan kembali musik tradisional Sumbar, yang belakangan ini makin berkurang peminatnya. ”Perkembangan arus globalisasi membuat musik tradisional semakin ditinggalkan dan tergerus dengan laju zaman. Hal ini mengakibatkan makin rendahnya minat kaum muda dalam melestarikan musik tradisional tersebut,” beber Asnal.
Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan, maka lambat laun kesenian tradisional akan punah dan hilang ditelan masa. Sebagai anak bangsa yang memiliki beragam kesenian tradisional, maka tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi. Untuk itu perlu upaya konkret melestarikannya, salah satunya dengan menggelar lomba atau kegiatan lainnya.
”Kegiatan ini akan kita dijadikan sebagai agenda tahunan Pemkab Pasbar. Tak hanya musik talempong, kesenian lainnya seperti ronggeng dan lainnya akan kita lombakan juga nantinya,” tambahnya.
Selain itu, kegiatan ini juga dalam upaya mencari bibit-bibit muda yang pintar memainkan alat musik tradisional Minang. Maka dari itu, tambah Asnal, diperlukan komitmen bersama dari semua lapisan masyarakat untuk turut berpartisipasi, bahu-membahu dalam membangkitkan dan melestarikan kembali musik tradisional. Pada festival tersebut, sanggar kesenian Smansa Art Group, dari Kecamatan Pasaman berhasil ke luar sebagai pemenang dan berhak mendapatkan hadiah tropy dan piagam penghargaan serta uang pembinaan sebesar Rp1 juta.
Juara Kedua diraih sanggar The Campany dari Kecamatan Luhak Nan Duo, dan berhak mendapatkan tropy dan piagam penghargaan serta uang tunai Rp750 ribu. Juara ketiga sanggar kesenian Aranta Group dari Kecamatan Talamau, yang meraih tropy, piagam penghargaan dan uang tunai Rp500 ribu. Juara keempat, sanggar kesenian Limpapeh Rumah Nan Gadang, dari Kecamatan Lembah Melintang yang mendapatkan tropy, piagam penghargaan dan uang Rp300 ribu. RD98/RD87
Pasbar, BRM
Kerinduan masyarakat Bandar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh akan kedatangan kepala daerahnya akhirnya terobati. Kamis 2/6, Wakil Bupati Pasaman Barat (Pasbar) , Syahrul Dt Marajo berkunjung ke kampung itu.
Wabup disambut bak pangeran, diterima dengan tari pasambahan diarak dengan talempong dan gordang sambilan serta tor-tor, budaya khas suku Mandailing menambah suasana penyambutan semakin meriah dan semarak.
“Luar bisa tatanan hidup masyarakat di sini. Persatuan dan kesatuan warga, terjalin dengan kuat. Mudah-mudahan hal seperti ini dapat terus dipertahankan, sehingga Pasbar aman, nyaman dan tentram tanpa ada perpecahan,” kata wabup yang datang untuk membuka secara resmi Khatam AL-Quran murid TPA dan MDA se-Kecamatan Gunung Tuleh.
Dikatakan wabup, khatam Al-Quran adalah salah satu program pemerintah Kabupaten pasaman Barat untuk mewajibkan anak-anak bisa pandai baca Al-Quran, sesuai visi misi Pemkab Pasbar. Wabup berharap kepada seluruh masyarakat khususnya Gunung Tuleh ke depan nantinya dapat membimbing anak-anak agar ikut serta dalam menyukseskan program khatam Al Quran ini.
Khatam Al-Quran bukanlah akhir dari tujuan belajar membaca Al-Quran. Tetapi justru ini merupakan awal, yang selanjutnya lebih mempelajari dan memperdalam ilmu Al-Quran demi untuk memberikan generasi yang Islami dan menjadikan Al-Quran sebagai pegangan hidup dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya salut kepada masyarakat yang masih memegang teguh syariat Islam. Visi Pasbar membangun Pasaman Barat Diatas Tadah Agama, benar-benar dilakukan,” kata wabup.
Camat Gunung Tuleh, Yanuardi mengatakan, Kecamatan Gunung Tuleh terdiri dari dua nagari, Muara Kiawai dan Rabbi Jonggor. Mayoritas masyarakatnya bersuku Mandailing dan hidup bertani. Tapi, tatanan kehidupan dan adat istiadat di pegang teguh oleh masyarakat. RD98/RD100
Koto Balingka, BRM
Sebanyak 32 klub sepakbola se-Sumbar dan Sumut mengikuti open turnamen PORSIS Cup 2011 di lapangan hijau Jorong Simpang, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Pasaman Barat (Pasbar), kemarin. Ajang mencari bakat itu, dibuka Wakil Bupati Pasbar, Syahrul Dt Marajo. Menurut Wabup, pembinaan potensi olahraga, termasuk sepakbola harus dilakukan berkesinambungan dan terjadwal. Sehingga akan meningkatkan prestasi persepakbolaan, khususnya di Pasbar.
Pada kesempata itu Wabup berpesan, dalam suatu pertandingan soal menang dan kalah adalah urusan kedua. Namun terpenting, bagaimana olahraga ini bisa terus dilaksanakan secara berkesinambungan. Karena melalui olahraga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Menurut Wali Nagari Parit, Makmur, turnamen sepakbola antarklub tersebut merupakan turnamen ke lima kalinya yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Open turnament diikuti 32 klub yang berasal dari Pasbar dan beberapa kabupaten kota di Sumbar, termasuk lima klub asal Madina, Sumatera Utara (Sumut).RD98/RD87
Bukittinggi, BRM
Persoalan parkir kendaraan di Kota Bukittinggi mulai teratasi. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi Asri Bakar melakukan terobosan baru menanggulangai masalah parkir yang selama ini menjadi penyakit kronis di kota wisata itu.
Baru tiga hari usai dilantik menjabat Kepala Dinas Perhu¬bungan, pihaknya segera bekerjasama dengan Kodim 0304/Agam memanfaatkan lahan kosong di kawasan as¬rama Kodim, Jalan Sudirman sebagai lokasi parkir khusus bus. Langkah konkret gerak cepat ini Kamis (2/6) mulai membuahkan hasil.
Kesem¬rawutan arus lalu lintas ke arah Pasar Atas atau taman Jam Gadang, mulai tampak berkurang. Puluhan bus pari¬wisata yang datang dari berbagai daerah, diarahkan masuk ke lokasi parkir khusus bus, di asrama Kodim Jalan Sudirman.Langkah darurat yang ma¬sih bersifat uji coba ini, men¬dapat sambutan masyarakat karena berkurangnya kesemra¬wutan di kawasan Pasar Atas dan obyek wisata Panorama Ateh Ngarai.
”Terobosan ini harus kita lakukan, karena kesemrawutan parkir selama ini sudah menjadi penyakit kronis. Tinda¬kan ini memang masih bersifat uji coba, namun mudah-muda¬han tindakan ini efektif untuk ke depannya,” kata Asri Bakar pada wartawan, Kamis, 2/6. Menurut dia, tindakan tersebut memang direncanakan dalam waktu singkat, karena masalah kesemrawutan parkir menjadi masalah urgen untuk dicarikan pemecahannya.
“Jadi memang diren¬cana¬kan hanya semalam, kita berkoordinasi dengan pihak Dandim dan Kapolresta. Akhir¬nya kita sepakat dan segera melaksanakannya hari ini,” jelasnya.
Sesuai kepercayaan yang diberikan atasan, masalah kesemrawutan parkir kendara¬an pengunjung kota wisata, katanya, merupakan tantangan berat bagi Dinas Perhubungan untuk secepatnya menyele¬saikan.
Walikota Ismet Amzis, ketika uji coba dimulai, turun ke lokasi parkir bus mem¬berikan arahan agar pelak¬sanaan uji coba untuk parkir khusus bus pariwisata ini dapat berjalan tertib dan lancar. Kepada wartawan, Ismet menje¬laskan, kebijakan ini meski masih bersifat sementara, tapi cukup efektif mengatasi masalah kesemrautan lalu lintas di dalam kota. “Pemda terus memikirkan mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah parkir,” katanya.
Sebelumnya, walikota meninjau keadaan kawasan Jam Gadang dan terminal Angkutan Kota Surau Gonjong. Sementara itu, di lokasi parkir bus lama eks Kantor Kehutanan Sumbar, di Jalan Perintis Kemerdekaan tidak lagi terlihat semrawut. Lokasi ini segara difungsikan sebagai tempat parkir mobil pribadi. Menurut Asri Bakar, lokasi parkir eks kehutanan ini, direncanakan untuik parkir mobil pribadi.RD95/RD87
Bukittinggi, BRM
Retribusi water closet (wc) Jam Gadang sebanyak satu unit untuk melayani pengunjung Jam Gadang, dilaporkan oleh Dinas Pendapatan dan Aset Daerah (DPKAD) sejak Januari hingga Mei ini, nihil atau nol rupiah. Kondisi ini diper¬tanyakan anggota DPRD Bukit¬tinggi.
Padahal, wc yang sudah direhab dengan dana APBD tahun 2010 lalu itu beroperasi dan memungut retribusi terhadap pengunjung dengan tarif yang tertulis di sana Rp1.000 untuk laki-laki dan perempuan.
“Ini benar-benar aneh dan ajaib serta sangat keterlaluan. Saya saja yang singgah untuk kencing kesana membayar Rp10.000. Sekarang, dilaporkan nol pendapatannya, ke kantong siapa masuknya dana ini sejak Januari hingga Mei ?,” tanya Ketua Komisi B DPRD Yontri¬mansyah dalam rapat “tertutup” di gedung dewan bersama Sekdako Bukittinggi Yuen Karnova yang membahas evaluasi, realisasi terhadap APBD tahun anggaran 2011, Selasa (31/5).
Bahkan Wakil Ketua DPRD Bukittinggi Darwin menuntut agar pihak inspektorat atau Bawasda segera turun tangan menyelidiki ke mana “menghilangnya” dana retribusi wc Jam Gadang ini.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Bukittinggi Hermansyah yang mengelola wc taman Jam Gadang itu, enggan berkomentar. Dia hanya mengatakan “Saya lagi rapat dengan walikota ya,” kata Hermansyah, singkat sambil menutup gagang telponnya.
Sementara, Syawaldi, Kabid Pendapatan DPKAD pada wartawan menjelaskan, retribusi itu sudah disetorkan ke DPKAD oleh DKP sebesar Rp 6.120.000 dari Januari hingga Mei (35,79 persen).
“Jadi dalam rapat evaluasi kemarin ada yang salah ketik laporan evaluasi APBD Tahun Anggaran 2011. Yang tertulis nol pendapatan wc Jam Gadang itu, saat masih di bawah Dinas PU. Sebenarnya wc Jam Gadang itu dikelola saat ini oleh DKP,” kata Syawaldi menjelaskan.
Selain dana retribusi wc, dewan juga memper¬tanyakan retribusi parkir di Simpang Aur yang hanya sebesar Rp1,5 juta selama 5 bulan (Janu¬ari-Mei).
Sekdako Bukittinggi Yuen Karnova pada wartawan usai sidang mengatakan, wajar retribusi parkir saat ini sebanyak itu, karena persoalan petugas pemungut parkir saat ini masih menjadi dilema. Pemungutan retribusi, katanya, tidak boleh lagi diberikan kepada pihak ketiga. Sementara petugas Dishub juga terbatas. Dan aturan lain juga melarang merekrut pegawai honorer.RD95/RD100
Bukittinggi, BRM
Bahan Bakar Minyak Tanah (BBMT) kembali langka di Bukittinggi. Sehingga untuk mendapatkan bahan bakar itu, warga harus antre hingga 4 jam. Ironinya, mereka harus memakai kupon untuk membeli minyak tanah tersebut.
”Jika kami tidak mengambil kupon dulu. Ya, tidak kebagian minyak tanah,” kata Eni pada wartawan di sebuah pangkalan minyak tanah di Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Senin (30/5) sore.
Ditanya mengenai harga, Eni me¬ngaku harus mengeluarkan kocek Rp3.700 per liternya di pangkalan tersebut, namun kalau sudah sampai di tingkat pengecer harganya me¬lambung hingga Rp5.000. ”Dari pada kami membeli dengan harga mahal, lebih baik kami antre berjam-jam di sini. Saratuh, duo ratuh, kan pitih du pak,” katanya dalam logat Minang.
Hal senada juga disampaikan Edi. Dia sudah menunggu kedatangan tangki minyak tanah ke pangkalan itu sejak pagi kemarin, dan baru bisa men¬dapatkannya pada sore hari. ”Kalau tidak saya tunggui, saya bisa tidak kebagian, karena warga banyak yang membeli. Lebih baik antre, meski lama,” katanya pasrah.
Eni dan Edi berharap pe¬me¬rintah dan aparat kepolisian segera mengatasi kelangkaan minyak tanah di Bu¬kittinggi. Karena mereka yakin pasokan minyak tanah tetap cukup untuk Bukittingg, namun mereka curiga, minyak tanah itu ‘kencing’ di jalan.
”Kami yakin, minyak tanah ini cukup pasokannya ke Bukittinggi, tapi entah di mana tertumpahnya, kami tidak tahu. Maka kami minta pihak kepolisian dan pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah ini,” harap mereka.
Pemilik pangkalan Lili Muarni (44) kepada mengaku, minyak tanah itu datang ke Bukittinggi sering terlambat. Karena itu dia berinisiatif untuk membuat kupon bagi pembeli, agar pembeli tidak berkelahi dan bertengkar.RD95/RD87
Bukittinggi, BRM
Sumatera Barat bagai tiada henti jadi tujuan pasar narkoba. Setelah penangkapan ganja dalam partai besar selama dua bulan terakhir ini, kemarin Polresta Bukittinggi mengungkap penangkapan 9 Kg ganja.
“Persisnya penangkapan itu pada Sabtu dini hari di kawasan Jambu Air Bukittinggi ketika operasi Cipta Kondisi dilaksanakan,” kata Kasat Narkoba Poresta Bukittinggi AKP Parno kepada pers selasa, 31/5.
Barang haram itu berhasil disita dari atas mobil AVP dengan nomor polisi B 1383 BVA yang dikemu¬dikan Robbi Timora, 32 tahun, warga Akar Biluru, Kabupaten 50 Kota dan Verizal alias Veri Ajo warga Jambu Aia Kenagarian Taluak IV Suku, kecamatan Banuhampu , Agam.
Dalam operasi yang dipimpin Kompol Pahala Simanjuntak, kedua tersangka tidak bisa mengelak lagi, ketika mobil AVP dihentikan polisi untuk digeladah di Jambu Aia sekitar pukul 01.00 WIB, Jumat dini hari.
9 paket besar ganja kering yang dibungkus dalam karung plastik dan diletakan di jok belakang sopir sebelah kiri itu, terlihat jelas oleh petugas polisi. Tak ayal dan tak bisa mengelak lagi, kedua tersangka langsung digiring ke Mapolresta Bukittinggi untuk dimintai ketera¬ngan dan selanjutnya diserahkan ke bagian Satuan Narkoba untuk melakukan pengembangan lebih lanjut dalam kasus tersebut.
Dalam ruangan Satnarkoba, usai shalat Jumat kemarin, Robbi dan Feri yang bekerja sebagai sopir itu mengaku, mereka hanya bertugas sebagai kurir untuk mengantarkan barang yang dijemput dari pasar Lubuk Basung untuk selanjutnya akan diserahkan kepada seseorang di Bukittinggi.
“Saya hanya diberikan upah antar oleh bandar (tersangka dalam lidik-red) itu Rp100 ribu per paket atau Rp900 ribu secara keselu¬ruhan dan saya sudah mengenal bandar tersebut sejak setahun yang lalu di Lubuk Basung,” aku Veri Ajo kepada wartawan di ruang Satnar¬koba. Veri juga mengaku, dia adalah pemakai ganja sejak setahun yang lalu, sementara Robbi hanya membantu meminjamkan mobil bosnya untuk membawa barang haram tersebut.
“Saya tidak tahu, bahwa mobil ini akan dijadikan untuk jemput-antar ganja dari Lubuk Basung-Bukittinggi. Karena saya selama ini hanya berteman dengan Veri Ajo,” elak Robbi.
Kasat Narkoba, AKP Parno kepada wartawan menjelaskan, kedua tersangka masih dalam penyidikan untuk proses lebih lanjut, apakah mereka itu benar-benar kurir atau tidak. “Sebab selama ini, para tersangka jarang yang mau jujur. Maka kita akan terus melakukan pengem¬bangan kasus ini,” kata Parno. Atas perbuatan tersangka, mereka dikenakan dan dijerat UU Narkotika nomor 35 tahun 2009 pasal 114 Subs 111 dengan anca¬man hukuman 4 hingga 20 tahun penjara. RD100/RD87
Agam, BRM
Sebanyak 134 keping atau sekitar 4 kubik kayu jenis madang berhasil ditangkap petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Agam, persis di depan Mapolsek Palupuh, Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Agam, sekitar pukul 04.00 wib, Selasa (31/5).
Kayu siap jual yang ber¬jumlah 134 keping itu berasal dari Koto Tinggi Palembayan dan akan dipasarkan ke Kota Bukittinggi yang memilih jalur “mancik” dari Koto Tinggi Palembayan melintasi jalan baru dari Matur dan keluar di Simpang Patai Palupuh.
Melintasi jalan “mancik” dan pesawangan itu, pemilik kayu merasa aman. Namun warga yang peduli terhadap alam, menginformasikan kepa¬da petugas Kehutanan dan Perkebunan Agam, bahwa ada kendaraan truk yang selalu melintas di malam hari mem¬bawa kayu hutan lindung tanpa dokumen.
”Berdasarkan informasi masyarakat itu, maka kami lakukan pengintaian sejak pukul 22.00 WIB, Senin malam tadi dan akhirnya pada pukul 04.00 WIB Selasa dini hari, benar mobil ini melintas di jalan mancik Matur-Simpang Patai-Bukittinggi tepatnya di depan Mapolsek Palupuh, tanpa menunggu, kami lang¬sung stop dan melakukan penggeledahan, ternyata me¬mang benar. Ada puluhan keping kayu siap jual di atas truk tersebut,” ujar kepala Dinas Kehutanan dan Perke¬bunan Agam, Ir Yulnasri pada wartawan, ketika dia menyerahkan para tersangka dan barang bukti lainnya ke Mapolres Bukittinggi, Selasa (31/5) siang.
Katanya, saat distop dan digeledah, penumpang truk colt diesel 120 PS bernomor polisi BA 9345 D itu ditumpangi tiga orang yang diduga kuat pemilik kayu dan mobil serta seorang sopir.
Namun petugas hanya ber¬hasil menangkap sopir bersama pemilik mobil, sementara pemilik kayu sendiri berhasil “kabur”. Mereka adalah Syafrizal (40), warga Galudua Kecamatan IV Koto, (pemilik mobil-red) Indra Fauzi (35), bertindak sebagai sopir asal Nagari Taluak IV Suku, Keca¬matan Banuhampu, Agam. Sementara pemilik kayu beri¬nisial “GT” (35) asal Sungai Tanang, Kecamatan Banu¬hampu, Agam, berhasil “kabur” di subuh buta itu.
Kenapa sang aktor pemilik kayu bisa lari, Yulnasri men¬jelaskan, saat melakukan peng¬intaian dari Matur ke Simpang Patai, tiba-tiba datang menyelip sebuah motor warna merah (jenis dan BA nya tidak dike¬tahui-red). Ketika truk tersebut distop di depan Mapolsek Palupuh, dan petugas polisi bersama petugas Kehutanan Agam melakukan penggele¬dahan, dia kabur bersama motor tersebut.
“Ya, kami terkecoh oleh pemilik kayu itu, karena sindi¬kat¬nya juga sangat bagus. Ternyata sepanjang dalam perjalanan, ada mata-mata yang mengiringi truk dengan motor. Jika tertangkap, aktor utama dalam usaha itu langsung dilarikan dan menghilang. Ini kan pelajaran juga bagi kami untuk masa yang akan datang,” aku Yunasril .
Katanya, pengakuan dari tersangka, mereka membawa kayu tersebut hanya “makan upah” saja senilai Rp1 juta dengan rute, Koto Tinggi Palembayan-Palupuh-Bukit¬tinggi. “Jadi, rencananya kayu-kayu lindung ini akan dipasarkan di Kota Bukittinggi. Akibat perbuatan tersebut, para ter¬sangka dikenakan pasal 78 ayat (7) Jo pasal 50 ayat (3) Un¬dang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, de¬ngan ancaman 5 tahun pen¬jara,” katanya.
Yulnasril yang baru dua bulan menjabat kepala Dinas Kehutanan di Agam sudah 4 kali berhasil mengamankan kayu ilegal tanpa dokumen di Agam Barat dan Agam Timur dengan jumlah ratusan kubik. Barang bukti sudah diserahkan ke Polres Lubuk Basung dan Polres Bukittinggi.RD95/RD87
Lubuk Basung, BRM
Event Tour de Singkarak (TDS ) 2011 yang melintasi wilayah Agam 8-9 Juni mendatang mesti lebih membumi dalam berbagai aspek, mengingat moment itu bisa menjadi salah satu upaya mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki daerah.
Semua elemen masyarakat dan pemerintahan diharapkan berperan menyemarakkan dan mensosialisasikan agenda berskala internasional tersebut,dengan mempromosikan segala keunggulan yang dimiliki Kabupaten Agam.
Bupati Agam H Indra Catri Dt.Malako nan putiah,menyebutkan,semarak TDS 2011 menjadi salah satu moment penting yang akan dimaksimalkan pemerintah untuk mempromosikan segala kehandalan yang dimilki Kabupaten Agam.
Pasalnya Agenda tahunan, yang melibatkan banyak negara didunia itu, menjadi ajang paling menjanjikan dalam pengembangan potensi wisata, dengan mendorong semakin tingginya kunjungan wisatawan asing keberbagai objek wisata Kabupaten Agam.
Event itu, sebut Indra Catri ajang promosi wisata paling pas dan untuk itu, diharapkan bisa memaksimalkan promosi dan sosialisasi berbagai produk unggulan dan potensi si wisata Agam yang dikenal mempunyai daya tarik khusus.
“Kami berharap, dengan prmosi dan sosialisasi dengan cita rasa khas dengan sudut panjang yang bisa mengundang simpati,akan menjadikan beragam potensi wisata Agam menjadi daya pikat untuk menarik jumlah kunjungan wisatawan asing,” ulas Bupati Indra Catri.RD100/RD87
Padang Luar, BRM
Dari tahun ke tahun, Kabupaten Agam selalu meraih prestasi sehingga memperoleh bermacam piagam penghargaan, sertifikat dan piala-piala, baik dari pemerintahan provinsi maupun pemerintahan kabupaten. Kali ini, giliran pasar rakyat yang sering disebut pasar nagari yang mendapat predikat di tingkat nasional yaitu pasar nagari Padang Luar.
Kabid Sumber Daya dan Usaha Ekonomi Masyarakat BPNPM Agam, Khairul Koto menyampaikan kepada Singgalang kemarin di Lubuk Basung, pihaknya baru saja menerima surat undangan untuk pengurus pasar nagari Padang Luar untuk mendapat penghargaan di tingkat nasional.
‘’Pengurus pasar, termasuk kepala desanya (wali nagari-red) dipanggil ke Pontianak untuk mendapat penghargaan yang akan diserahkan Presiden SBY. Pada 31 Mei, Presiden menghadiri acara Hari Kesatuan Gerak PKK ke 39 dan Hari Goro Masyarakat ke-8 tingkat Nasional,’’ ujar Kahirul Koto.
Sebab musabab pasar Padang Luar yang kadang sering menimbulkan kemacetan mendapat kehormatan ke Pontianak adalah karena pasar Padang Luar ini mewakili Sumatra Barat untuk kegiatan penilaian pasar desa se-Indonesia yang dilakukan pada Maret lalu. ‘’Pasar Padang Luar menjadi juara pertama di tingkat Sumbar. Karena itu tim penilai dari Dirjen PMDN menilai pasar ini untuk tingkat nasional,’’ jelasnya.
Khairul menjelaskan, keunggulan pasar Padang Luar bukan karena ramainya saja, tapi pasar ini walaupun berstatus sebagai pasar nagari namun transaksi dagang dan jualbeli di pasar ini tidak hanya melibatkan orang Padang Luar dan sekitarnya, namun melibatkan pedagang dan pembeli dari luar Agam dan Bukittinggi, bahkan seluruh Sumatra Barat. Tidak jarang pula pasar ini didatangi turis mancanegara.
Selain itu, di Pasar Padang Luar disediakan komiditi rakyat yang merupakan hasil pertanian dan perladangan masyarakat, tidak didominasi hasil industri.
‘’Karena barang-barang yang diperjualbelikan disini murni milik rakyat badarai, maka pasar ini sangat pantas menjadi pasar yang memberdayakan ekonomi masyarakat,’’ kata Khairul lagi.
Walaupun mendapat undangan ke Pontianak dan dipastikan akan memperoleh penghargaan, namun Khairul mengaku belum tahu apakah posisi pasar Padang Luar ini menjadi juara nasional atau di bawahnya.
Bupati Agam Indra Catri berharap pasar di nagari lainnya juga dapat dikelola secara baik, sehingga dapat memasarkan hasil produksi pertanian masyarakat nagari itu sendiri.
”Pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus juga mempercepat program pengentasan kemiskinan,” katanya pada wartawan, Selasa (31/5).
Indra mengatakan, Pemkab Agam tetap berupaya mengembangkan pasar nagari untuk memperkuat keterkaitan perekonomian nagari terhadap kabupaten. Melalui kebijakan ini, berbagai produk dan jasa yang dihasilkan di nagari punya nilai tambah, serta terintegrasi dengan pasar lokal lainnya baik secara regional maupun global.
”Dengan adanya upaya pengembangan pasar nagari ini, secara bertahap dapat menumbuhkan motivasi masyarakat dalam berproduksi dan meningkatkan akses pasar bagi masyarakat dalam memasarkan hasil produksi, mendorong peningkatan pendapatan asli nagari,” tutur Indra.
Di sisi lain, tokoh muda Padang Lua di Padang, Rommi Delfiano, mengapresiasi keberhasilan Pasar Padanglua meraih prediket tersebut. Keberhasilan ini tak lepas dukungan stakeholders, termasuk masyarakat.
”Namun, keberhasilan ini tidak ada artinya jika pembenahan dan pengembangan pasar yang sudah direncanakan belum terealisasi. Bupati Agam perlu lebih proaktif mendorong percepatan pengembangan pasar,” katanya. RD100/RD87