Visi Kabupaten Pasaman

Jumat, 07 September 2012

REFLEKSI DUA TAHUN KEPEMIMPINAN BENNY UTAMA – DANIEL (29 Agustus 2010 – 29 Agustus 2012)

Assalamu'alaikum Selamat Datang Di Ranah Pasaman


REFLEKSI DUA TAHUN KEPEMIMPINAN BENNY UTAMA – DANIEL
(29 Agustus 2010 – 29 Agustus 2012)
Dua tahun sudah duet kepemimpinan Benny Utama – Daniel Lubis mengemas  Kabupaten Pasaman sejak dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati 29 Agustus 2010 lalu. Bagaimana dan kemana Pasaman ditangan mantan penegak hukum dan mantan pendidik ini. Berikut kami sajikan kilas balik dan kondisi kekinian wilayah seluas 7000 kilometer persegi  yang terletak persis di kaki bukit barisan tersebut.
Lah tarang nagari kami,” Lah tacelak Pasaman kini ko,” Iyo barubah Pasaman kini mah,,,” demikian beberapa ucapan senada yang akhir-akhir ini kerap terdengar dari mulut warga Pasaman dan para perantau yang baru tiba dari rantau. Kenapa kalimat demikian terujar. Apakah Pasaman benar-benar berubah, atau hanya perubahan dikulit luarnya saja ?

   Melakukan reformasi birokrasi tubuh Pemkab Pasaman yang gemuk, dengan memangkas 83 jabatan yang dinilai tidak efisien, merupakan langkah berani yang mengundang resiko. Betapa tidak, langkah tersebut bisa mengkondisikan seorang pejabat politik tidak populer dimata pejabat struktural, terutama yang non job akibat kebijakan tersebut.
Dari awal menjabat, Bupati Pasaman ke 17 ini langsung berkreasi. Beberapa pekan setelah dilantik (29 Agustus 2010), Benny Utama mulai menerapkan langkah efisiensi terhadap belanja aparatur. Upaya ini jelas merupakan suatu keharusan, karena kenyataan yang Ia temui di tahun 2010 itu, 72 persen porsi  APBD Pasaman habis terserap untuk belanja aparatur (baca: pegawai), hanya 28 persen saja yang tersisa untuk pembangunan dan kemasyarakatan, alias belanja Publik.       
Kondisi seperti itu memang sempat membuat Benny Utama gundah. “Dengan porsi APBD demikian, kapan daerah ini bisa terbangun dan kapan lagi masyarakat Pasaman bisa menikmati kesejahteraannya,” demikian kegundahan Benny Utama kala itu.
Sejumlah terobosan yang cendrung berisiko itu, termasuk memangkas Tunjada guru bersertifikasi, terpaksa dilakukan Benny Utama, demi percepatan pensejahteraan rakyat Pasaman secara keseluruhan. Sebab, tanpa dana yang memadai, mustahil Pasaman bisa terbangun hingga 30 bahkan sampai 50 tahun ke depan.
“Saya tidak gegabah dalam menerapkan sebuah kebijakan. Semua sudah melalui kajian yang mendalam dan sosialisasi kepada objek kebijakan tersebut. Seperti halnya memangkas Tunjada Guru bersertifikasi, karena penganggaranya jelas-jelas duplikatif. Tunjada takaranya kinerja dan pembayaran dana sertifikasi tolak ukurnya juga kinerja. Akan salah kalau dua-duanya dianggarkan,” terang Benny Utama, sembari menyebutkan sebelum diterapkan, kebijakan ini sudah disosialisasikan terlebih dahulu dan dapat diterima.
Sejumlah upaya efisiensi yang sama sekali tidak memiskinkan para pejabat, pegawai dan guru bersertifikasi ini, akhirnya dapat mendongkrak dana masyarakat dan pembangunan melalui APBD Pasaman. Dalam KUA PPAS 2013 depan, porsi belanja Publik mampu mencapai angka 52 persen dan belanja aparatur tertekan hingga menjadi 48 persen. Sungguh merupakan langkah berani dan melelahkan bagi seorang kepala daerah.
Sebenarnya, diawal jabatanya, Benny Utama sudah berhasil menjawab kebutuhan dasar masyarakat Pasaman, yakni penyelesaian Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Kondisi Rill di Pasaman, lebih 70 persen masyarakatnya adalah petani, yang sudah pasti sangat bergantung pada lahan pertanian. Namun hal ini paradok dengan status lahan di Pasaman, karena 72 persen diantaranya merupakan kawasan hutan lindung dan cagar alam. 
Menyadari hal ini sangat krusial, maka sejak diamanahi memegang tampuk kebijakan pemerintahan Pasaman, Benny Utama lansung menggeber persoalan tersebut. “Alhamdulillah, walau cukup melelahkan, pada Juni 2011 RTRW Kabupaten Pasaman telah tuntas, dengan diperolehnya penurunan status kawasan hutan seluas 25 ribu hektar, plus  8 ribu hektar tahun 2012 ini,” bebernya. .
Dengan ketersediaan dana Publik yang kian besar, membuat pembangunan Pasaman selama hampir dua tahun ini, begitu menggebu. Belum lagi kebijakan terbarukan Benny Utama untuk mendongkrak kesejahteraan Rakyat Pasaman. Sebutlah program Pembangunan Partisipatif Berbasis Nagari (P2BN) dengan pola pembangunan direncanakan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, serta diharapkan muncul partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya.
Lalu menggratiskan berobat di puskesmas dan RSU bagi seluruh jiwa masyarakat Pasaman. Program melalui Jamkesda yang bekerjasama dengan PT Askes ini, efektif berlaku tahun 2013 depan dan sudah memiliki payung hukum pelaksanaanya melalui Perda kabupaten Pasaman yang telah disahkan DPRD setempat bulan lalu.
Lima bulan lagi, mulai Januari 2013, Bupati Benny Utama juga telah memerintahkan jajaran pendidikan Pasaman untuk melaksanakan Bimbel (bimbingan belajar) gratis bagi seluruh siswa kelas 3 SMP/SMA negri maupun swasta termasuk sekolah dibawah lingkup kementrian agama, plus muatan lokal mata pelajaran bahasa Arab disetiap sekolah yang gurunya didatangkan oleh pihak Kementrian Agama.
“Kelas unggul yang merata diseluruh kecamatan, sudah sesuai dengan amanat undang-undang dan dibiayai sepenuhnya oleh APBD Pasaman.  Kita tidak ingin kelas unggul itu terpusat di ibukota kabupaten saja, hal ini sekaligus dapat meringankan beban orang tua murid dalam mempersiapkan anaknya menghadapi Ujian Nasional (UN),”             jelas Benny Utama.
Sebagai kepala pemerintahan yang dinobatkan mampu memberikan pelayanan terbaik buat rakyatnya, dengan Predikat Citra Bakti Abdi Negara (CBAN) bersama tiga kepala daerah lainnya di Sumbar, Benny Utama seakan tidak berpuas diri. Tanpa tedeng aling-aling Benny Utama terus menggelontorkan program pro rakyatnya. Ada indikasi baru yang sebenarnya pantas ‘dituduhkan’ buat Benny Utama, yakni ‘tiada hari tanpa memikirkan kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat Pasaman.’                         
Coba perhatikan, baru saja pola pembangunan berlabel ‘P2BN’ duduk sistimnya, Benny Utama pun lansung meluncurkan program Bareh Pasaman. Upaya pensejahteraan petani Pasaman yang di launching pada moment Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei lalu di Gelora Tuanku Imam Bonjol Lubuk Sikaping, direalisasikan dalam bentuk intervensi harga gabah ditingkat Petani Pasaman, yang dikerjasamakan dengan Perusda PT Equator.
Dengan kebijakan baru ini, penjualan hasil panen petani padi sawah yang selama ini diotak-atik para tengkulak, bisa distabilkan dengan harga beli oleh PT Equator. Untuk kelanggengan program ini, Bupati Pasaman mewajibkan seluruh aparatur di Pasaman, mulai dari Bupati bahkan juga muspida Pasaman hingga ke OB (Office Boy) membeli dan makan beras Pasaman. “Kedepannya, melalui dinas Perindagkop dan PT Eaquator, kita akan bikin outlet pemasaran dan penujualan Beras Pasaman di pasar Padang Luar Kabupaten Agam dan Kota Padang,”  terang bupati bersemangat.    
Pedagang bakulan pekan ke pekan yang juga banyak terjerat rentenir, ikut ‘dicikaraui’ Benny Utama. “Pagi dipinjami Rp 100 ribu untuk modal berjualan, sorenya harus dibayar Rp 120 ribu. Mana lagi uang yang mau dibawa pulang,,?” keluh Bupati Pasaman yang ikut merasakan penderitaan rakyatnya.
Antisipasi kondisi tersebut, Benny Utama memodali pedagang mingguan, dengan menyerahkan Rp50juta dana/pasar nagari yang dikelola pengurus koperasi pasar. “Tidak ada bunga dalam hal ini, sehingga pedagang kecil ini bisa membawa pulang untung dagangnya,” jelasnya.
Kreatifitas Benny Utama mengelola pemerintahan yang total demi kemajuan rakyat Pasaman ini, dari hari ke hari kian banyak, apakah dibidang pendidikan, kesehatan, pertanian serta ekonomi kerakyatan bahkan juga perumahan warga miskin.
Terakhir, di bulan Ramadhan kemaren, kembali diluncurkan program pembangunan rumah layak huni untuk rakyat Pasaman. Tahap awal, dalam tahun ini bakal dibangun/direhab 50 unit rumah prasejahtera. Sepuluh juta dibantu APBD, dua juta dari dana BAZ. Namun disini diharapkan partisipasi warga maupun family dari keluarga kurang mampu tersebut. Tahun berikutnya akan ditingkat alokasi dananya, kalau perlu pertahunnya 200 rumah sekaligus.
“Standar minimal bangunan berukuran 36 meter, namun boleh lebih dari itu, tergantung partisipasi yang masuk dalam pembangunan rumah layak huni tersebut,” kata Benny Utama, sambil menyebutkan, bahwa Ia tidak ingin lagi ada masyarakat Pasaman yang tinggal digubuk berlantai tanah.        
Ide Benny Utama untuk Pasaman yang telah direalisasikan dalam bentuk Program antara lainnya (akhirt 2010 hingga Agustus 2012) yang belum dimuat diatas :
I.       Validasi dan pendataan KK Miskin dalam rangka penentuan kluster kemiskinan masyarakat Pasaman. Pendataan dilakukan oleh Tim dari bappeda Pasaman dibantu staf ahli bupati. Jika validasi data diperoleh, apa yang menyebabkan masing-masing KK itu miskin, akan dilanjutklan dengan program ‘keroyokan’ SKPD untuk memerangi kemiskinan secara kongkrit dan nyata. Kerana karakter kemiskinan masyarakat berbeda-beda, misal miskin karena tidak punya lahan pertanian, tapi bantuan yang diberikan berupa bibit.
II.     pertemuan rutin dan berkelanjutan dengan seluruh stake holder di Kabupaten Pasaman, berupa :
1.      Rapat pimpinan terbatas setiap awal pecan (bupati,wabup, sekda, asisten dan kepala SKPD yang diperlukan untuk pembahasan).
2.      Rapat evaluasi bulanan dengan seluruh kepala SKPD sampai camat setiap tanggal 5 awal bulan (pergeseran hari/tanggal jikai kalender merah).
3.      Rapat-rapat  Muspida
4.      pertemuan Bupati dengan seluruh unsur pimpinan dan pelaku keagamaan Kabupaten pasaman. dijadualkan per-tiga bulan sekali.
5.      Pertemuan Bupati dengan pimpinan dan tenaga kesehatan se-kabupaten Pasaman (terjadual per-tiga bulan).
6.      Pertemuan bupati dengan unsur ninik mamak dan tokoh masyarakat. (terjadual per-tiga bulan.
7.      Mengunjungi dan berdialog dengan para petani di areal pertanian masyarakat disetiap kunjungan lapangan dan menjumpai pedagang pasar pada kesempatan hari-hari pekan. Aplikasinya selalu ada perobahan dan perbaikan kearah yang lebih baik dan menguntungkan masyarakat.        
III.  Satu Jorong Satu PAUD sekarang sudah berdiri 239 PAUD (jumlah jorong 209) Dimulai Tahun 2011. Guna mendukung Pendidikan Karakter yang telah ditetapkan Benny Utama yang dimulai sejak usia emas di pendidikan dini.\
IV.  Keberadaan SLTA/SMK/MAN sederajat minimal satu disetiap kecamatan, selesai tahun 2012.
V.    peningkatan kualitas guru/tenaga pengajar melalui diklat, pelatihan dan seminar yang dibiayai APBD Pasaman tahun 2013, guna lebih meningkatkan kualitas pelajar dan siswa Kabupaten Pasaman.
VI.  Satu Bidan Satu Jorong (tahun 2012), dalam rangka pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pasaman, dan menghindari resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan.  
VII.                       Menumbuhkan kembali rasa kebangsaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat mengawali proses belajar mengajar di seluruh sekolah dan disetiap acara resmi di Kabupaten Pasaman. Muncul dari kekhwatiran Benny Utama melihat mulai rapuhnya NKRI dan kurangnya pemahaman generasi muda tentang arti pentingnya semangat kebangsaan.
VIII.                     Meningkatkan kesejahteraan / honor guru agama di TPA/TPSA/MDA/TPQ dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan lembaga pendidikan agama tersebut. Mulai dari klas A, B dan C, tergantung jumlah murid/santri yang didik. Klasifikasi ini ikut menentukan besaran honor gurunya.
IX.  Menambah subsidi/bantuan untuk seluruh panti asuhan di Kabupaten Pasaman mulai tahun 2012. Sebelumnya hanya dibantu  Rp7 juta/ panti, tahun 2012 dinaikan menjadi 25 juta/ panti asuhan.
X.     Penetapan RSUD Lubuk Sikaping sebagai RS yang Terakreditasi (tahun 2012) dengan menggenjot secara total peningkatan pelayanan dengan pengawasan yang kontinyu dan berkelanjutan oleh Bupati Benny Utama serta terus meningkatkan sarana prasarana medis dan fasilitas pendukung lainnya di RSUD.  
XI.  Memugar dan membenahi kembali seluruh pasar nagari, sesuai dengan semangat otonomi daerah Sumbar dan menjadikan Pasar Nagari sebagai pusat ekonomi di nagari dan mengembalikan fungsi serta esensi pasar nagari bagi orang minang kabau.

Data-data pembangunan strategis di Kabupaten Pasaman  (2011-2012) :
1.      Finalisasi jalan tembus Rao (Pasaman)  - Rokan Hulu (Riau) dibiayai APBD Propinsi dan didukung APBD Pasaman. Tahun 2011 tersisa 3,5 KM yang belum Hot Mix. Tahun 2012 selesai dibangun 3 jembatan lagi.  Diharapkan 2013 selesai pengaspalan hot mix dan jembatan hingga ke batas Riau di Nagari Rumbai, Kecamatan Mapattunggul.
2.      Jalan tembus Daliak (Kab. pasaman) ke Sungai Janiah (Talu, Pasaman Barat). Tahun ini kembali diperoleh Rp9 milyar (APBD Propinsi) untuk 4 kilometer aspal HOT Mix ke batas Pasaman Barat.    
3.      Normalisasi Sungai Batang Sumpur di kecamatan Lubuksikaping Rp19 Milyar APBD Propinsi tahun 2011 s/d 2013, dan belasan bahkan puluhan milyar untuk normaliasi sungai Batang Masang, Lungguak Batu dan lainnya dari APBD Kabupaten dan dana rehab rekon BNPB Pusat serta proyek pengeringan rawa tahun 2010 dan 2011 di Kecamatan Panti dan Padang Gelugur.  Bekas rawa tersebut kini sudah dimanfaatkan masyarakat untuk lahan pertanian jagung ratusan hektar.
4.      Lanjutan pembangunan irigasi Panti-Rao tahun 2012 Rp10 milyar APBD Propinsi (proyeksi kemampuan mengairi 8.300 ha sawah masyarakat di kecamatan Panti, Padang Gelugur, Rao dan Rao selatan). Jika irigasi Panti-Rao selesai,  akan mampu dicapai surplus beras Pasaman 200 ribu ton/tahun. Saat ini surplus beras Pasaman telah mencapai 78 ribu ton/tahun.
5.      Pembangunan jembatan Koto Panjang dengan bentang 80 meter lebar 7,2 meter senilai Rp10 milyar yang sangat didambakan masyarajat Kecamatan Mapattunggul selatan.
6.      Pembangunan jembatan Lundar – Panti (Kecamatan Panti) yang sangat didambakan masyarakat jorong kuamang, katimahar, Lundar dan Lambak serta wilayah ditimur kecamatan Panti. Jembatan selesai tahun 2011, tahun ini dilanjutkan dengan peningkatan jalan Lundar-Panti.
7.      Pembangunan kembali jembatan sumpur sejati senilai Rp6 milyar lebih.
8.      Pembangunan Intake dan jaringan air bersih PDAM dengan konsep siap minum di Kecamatan Tigo Nagari Rp9 milyar lebih tahun 2011.
9.      Pembangunan sumber air PDAM dan intake di Nagari Ganggo Mudiak Kecamatan Bonjol Rp13 milyar tahun 2012. 
10.  Pembangunan trotoar di Kecamatan Rao dan Kumpulan Kecamatan Bonjol, yang juga merupakan pintu gerbang masuk Kabupaten Pasaman dari wilayah Utara (Rao) dan Selatan Kumpulan).
11.  Pelebaran jalan kota Lubuk Sikaping dari enam meter menjadi 10 meter, plus trotoar dan taman dikiri kanan jalan.  Tahun 2011 didanai Rp14 milyar untuk pelebaran jalan, tahun 2012 rp4,5 milyar untuk pembangunan trotoar dan taman. Tahun 2013 diharapkan lanjut dengan pengaspalan (overlay ulang) jalan dari batas kota pintu rimbo (selatan) hingga ke sawah panjang (utara).
12.  Peningkatan (overlay ulang) jalan nasional dari daerah  batas Agam sampai daerah Ranjau Batu, batas Sumut tahun 2012 (rp78 milyar APBN).
13.  Pembangunan kembali Kantor Bupati Pasaman (etalase daerah) untuk meningkatkan marwah masyarakat Pasaman dan peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat, dibiayai APBD Pasaman Rp34 milyar.

Kamis, 23 Agustus 2012

Assalamu'alaikum Selamat Datang Di Ranah Pasaman


KUA PPAS PASAMAN 2012 DISEPAKATI

Lubuk Sikaping, Editorial

Pasca proses pembahasan di berbagai tingkat dan mekanisme, terutama di jajaran eksekutif,  DPRD Kabupaten Pasaman  menyepakati KUA-PPAS tahun 2012, pada rapat paripurna DPRD, Kamis ( 9/8).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 58, tahun 2005, tentang pengelolaan keuangan daerah dan peraturan Menteri dalam negeri nomor 13 tahun 2006 sebagaimana telah dirubah kedua kalinya dengan Permendagri nomor 21 tahun 2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah.
Dimana kepala daerah menyusun rancangan kebijakan umum APBD dan rancangan PPAS-APBD yang memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program yang akan dilaksanakn untuk setiap urusan.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Pasaman, Daniel Lubis, pada penandatanganan nota Kesepakatan Kebiajakan Umum Perubahan APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) perubahan APBD Pasaman tahun 2012, di DPRD setampat Kamis (9/8).
Disadari bahwa program dan kegiatan pembangunan yang diakomodir dalam kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS yang disepakati ini akan ditindaklanjuti dengan berbagai agenda pembangunan nantinya.
Dikatakan Daniel pula bahwa, dalam rangka mensiasati keterbatasan potensi dan kemampuan keuangan daerah, maka Pemkab selalu berupaya memperoleh dana dari pemerintah pusat untuk menindaklanjuti program pembangunan dimaksud.
Disisi lain,  mengajak semua pihak untuk melakukan efisiensi anggaran , sehingga dibalik keterbatasan anggaran tersebut, namun semua program yang sudah diagendakan dapat diwujudkan, sebut Daniel. (Mur)


PELETAKAN BATU PERTAMA KANTOR BUPATI PASAMAN

Gubernur Sumatera Barat, Prof. DR. H. Irwan Prayitno, MSc melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kantor Bupati Pasaman yang ditetapkan di lokasi gedung lama Jalan Sudirman Lubuk Sikaping, selasa (31/7) lalu.
“Kalau demi pelayanan masyarakat yang menjadi pertimbangan untuk membangun kantor Bupati pada lokasi yang lama, maka saya sangat mendukung sekali. Karena itu alasan yang sangat tepat”, tegas Gubernur Irwan Prayitno dalam sambutannya.
Hal itu disampaikan Gubernur karena Kantor bupati merupakan pusat pelayanan public yang memang harus dapat dijangkau oleh masyarakat dengan mudah. Sebab inti otonomi daerah itu sendiri adalah peningkatan pelayanan kepada seluruh lapisan warga di wilayah yang bersangkutan.
Sementara itu Bupati Pasaman H Benny Utama, SH MM dalam laporannya menyatakan bahwa pemilihan lokasi kantor bupati pasaman ini telah melalui kajian dengan melibatkan  para tokoh masyarakat dan DPRD kabupaten pasaman, sehingga disimpulkan dengan pertimbangan pertama untuk tetap mempertahankan sejarah pemerintahan kabupaten pasaman yang sejak dipindahkannya ibukota Kabupaten Pasaman dari Talu ke Lubuk Sikaping, kantor bupati tetap pada lokasi yang ada sekarang.
Kedua, penghematan biaya karena tidak lagi memerlukan biaya pembebasan tanah dan pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya yang butuh biaya tak sedikit jika dibangun di lokasi lain, padahal kemampuan APBD terbatas.
Tetap berada di jantung kota Lubuk Sikaping memudahkan kelancaran aksesibilitas transportasi bagi masyarakat. Disamping lebih dekat dengan kantor mitra kerja seperti DPRD, Polrees, Kodim, Kejari dan Pengadilan Negeri serta kantor instansi vertical lainnya merupakan pertimbangan lainnya.
Di kesempatan itu, Bupati Benny Utama menyebutkan luas bangunan menempati areal seluas + 8.895 m2 dengan kontruksi bangunan bergonjong bertingkat tiga yang akan menampung tempat bertugas Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Staf Ahli Bupati, semua Bagian pada Sekretariat Daerah, Inspektorat, Bappeda, BKD, DPPKA dan Ruang Rapat yang representstif serta dilengkapi ruang parker kendaraan yang memadai.
Pelaksana pembangunan dipercayakan kepada PT Waskita Karya (Perero) dengan nilai kontrak sebesar Rp 31.044.100.000,- melalui anggaran multi year dengan waktu pelaksanaan selama 510 hari kalender.(Mur)



TSR PEMPROV SUMBAR KUNJUNGI MASJID JIHAD AMBACANG ANGGANG LUBUK SIKAPING


Lubuk Sikaping,

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyerahkan bantuan sebesar Rp10 juta kepada pengurus Masjid Jihad Ambacang Anggang Kecamatan Lubuk Sikaping guna meningkatkan sarana ibadah bagi masyarakat setempat.

Bantuan yang tersebut diserahkan Gubernur Sumbar secara simbolis bersama tim safari Ramadhan (TSR)  1433 Hijrah Pemprov Sumbar di Masjid Jihad Ambacang Anggang Lubuk Sikaping, Selasa (31/7).

"Bantuan ini diberikan sebagai salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ilmu di bidang keagamaan," kata Gebernur.

Ia menyebutkan, selain memberikan bantuan berupa uang Rp 10 juta, Pemprov Sumbar juga menyerahkan 20 buah kitab suci Al Quran dan 9 buah  Al Quran terjemahan.
Selain memberikan bantuan, Gubernur juga memotivasi masyarakat agar dapat meningkatkan rasa saling membahu dan bergotong-royong dalam mengembangkan pembangunan di daerah Pasaman.

Gubernur meminta masyarakat untuk bersama-sama dalam mendukung setiap program yang dicanangkan pemerintah, baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.

"Setiap program yang dibuat pada intinya adalah untuk kesejahteraan masyarakat, kalau tidak ada dukungan dari masyarakat semua niat itu akan sulit untuk terkabul," ujar Gubernur.

Dia mengatakan, pada tahun ini pemprov mengupayakan menyediakan berbagai bantuan untuk dapat dimanfaatkan masyarakat sesuai dengan kebutuhan.

Bantuan tersebut seperti benih ikan, bibit kakao, pelayanan kesehatan dan biaya pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu.

"Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan yang telah disediakan, silahkan diurus dan dimanfaatkan sesuai dengan sasaran. Kami membuka pintu seluas-luasnya untuk semua kalangan masyarakat sumbar," ujar Gubernur.

Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Benny Utama, Sekdakab Syamsurizal, Kadis PSDA Ir. Ali Musri, Kadis Sosial Abdul Gafar, SE.MM, Kabiro Drs. Jefrinal Arifin,MM serta beberapa Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Pasaman. 

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, yang ada dalam pemikiran pemerintah setiap saat adalah bagaimana rakyatnya sejahtera, tidak ada yang menganggur, produktifitas meningkat secara berkesinambungan. Dan seharusnya APBD pemkab diperbesar untuk program kesejahteraan rakyat dan melakukan berbagai langkah salah satu dengan melakukan perampingan struktur organisasi sesuai kebutuhan daerah.

Selain itu pemerintah juga mencari berbagai program dan kegiatan sebagai upaya pemerintah meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan kebaikan kesejahteraan masyarakat.

Berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan pemprov tetap membantu kab/ko dalam menggratiskan masyarakat dalam pelayanan kesehatan termasuk Pemkab Pasaman  yang 2013 masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan gratis  di daerah ini. Saat ini dana jamkesda ini baru terpakai 18 miliar oleh kab/ko maka sisa dikembalikan kepada anggaran APBD Provinsi.

Pendidikan ada dana bos, bantuan pemerintah pusat dan kita telah mendapat penghargaan dari pemerintah pusat sebagai provinsi penyalur dana bos tercepat. Banyak data yang memperlihatkan bahwa bantuan bansos peternakan, perikanan, perkebunan, pemerintah, ada bantuan ternak yang dilalaikan oleh masyrakat dengan menjual ternak bantuan tersebut, maka masyakat itu tetap miskin dan miskin.

Saat ini kita melihat di Pasaman ini berkembang peternakan ikan yang besar dan sukses.  Saat pergi haji banyak usaha tambahan yang membuat masyarakat pergi haji.
Janganlah dibiarkan lahan-lahan di dekat kita kosong, jadi usaha produktif yang baik dalam meningkatkan kesejahteraan.

Rata-rata petani kita hanyamemiliki 3,5 ha lahan maka dari itu perlu menambahkan kegiatan lain yang lebih menambah penghasilan mereka. Isilah lahan -lahan kosong sebagai rasa syukur kita dalam menikmati rezki Allah SWT dalam meningkatkan kekayaan, untuk membayar zakat, berinfak dan pergi haji. Laksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh agar apa yang kita kerjakan dapat berhasil dengan baik.

Contoh saja anak kita yang juara adalah anak yang berlajar sungguh-sungguh sehingga dia mampu. Apakah yang tidak juara tidak lebih sama namun anak itu malas atau lalai berlajar. Berusaha dengan sungguh-sungguh, pasti akan dapat  jalan keluar dalam mencari kesuksesan dengan baik.(Mur)



PNS  WAJIB KONSUMSI BAREH PASAMAN


Pasaman, Editorial

Kebijakan Bu­pati Pasaman mewajibkan PNS setempat mengonsumsi beras lokal, langkah maju untuk ketahanan pangan daerah. Apresiasi itu disam­paikan Wakil Gubernur Muslim Kasim saat safari Ramadhan ke Kabupaten Pasaman, akhir pekan.

“Kebijakan yang diterapkan Bupati ini, patut dicontoh daerah lain di Sumbar. Sebab terobosan ini sudah sama mengembalikan peran Bulog di masa lalu,” kata Muslim Kasim didampingi Bupati Pasaman Benny Utama. Langkah tersebut, kata mantan Bupati Padang­paria­man dua periode itu, harus didu­kung untuk pengembangan ke de­pan seiring adanya gagasan revita­lisasi peran Bulog.

Program penampungan beras melalui Perusahaan Daerah PT Equtor oleh Pemkab Pasaman, kata Muslim Kasim, bagian dari upaya pensejahteraan masyarakat, khu­susnya petani. Dia mencontohkan suatu negara yang kuat, salah satu­nya dapat dilihat pada ketahanan pangan dalam negerinya, seperti di sejumlah negara Eropa.

“Sementara Indonesia dalam masalah pangan masih dihadapkan pada persoalan impor sejumlah komoditas, mulai dari kedelai, beras, jagung dan bahkan garam. Makanya, kabupaten sentra beras lokal dido­rong melakukan teroboson untuk ketahanan pangan lokal dan punya nilai saing di pasaran,” imbaunya.

Menurut Muslim Kasim, beras pasaman yang sudah dikemas de­ngan kualitas baik itu, diharapkan mampu bersaing di pasaran. Apa­lagi, Pasaman telah mampu mening­katkan produksi beras, bahkan surplus beras sekitar 90 ribu ton atau melebihi lima persen dari target nasional. “Jadi wajar saja Pasaman mendapatkan penghargaan Pre­siden RI baru-baru ini, karena telah ber­konstribusi terhadap target penca­paian surplus beras nasional 10 juta ton pada 2014,” ungkap Wagub.
Benny Utama saat menyambut rombongan tim safari ramadhan menyebutkan, luas areal lahan sawah saat ini sedikitnya 17.000 hektare dengan produksi sabanyak 89.000 ton/tahun atau suplus 6,5 persen pada 2011. Dari luas sawah itu, hanya sekitar 3.000 hektare sawah irigasi dan sisanya tadah hujan, makanya upaya pembenahan irigasi tersier terus dilakukan.(Mur)



PASAMAN, EDITORIAL

Dinas Kesehatan Pasaman terus memperluas akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Salah satunya pembangunan polindes yang diprioritaskan bagi daerah belum mempunyai sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang baik.

Kepala Dinas Kesehatan Pasaman, Desrizal mengatakan tahun ini pemerintah daerah membangun 10 polindes di kecamatan yang belum mempunyai polindes. Diantaranya 3 unit di Kecamatan Mapattunggul Selatan yakni Matundak, Ululayang dan Sopan, 2 unit di Mapattunggul yakni, Kotosawah dan Sei. Belut, 1 unit di Lunggukbatu Bonjol, 1 Unit di Bandar Lawas Duokoto, 1 unit di Mudik Air Kecamatan Panti, 1 unit di Parit Batu, Tigo Nagari dan 1 unit di Gunung Manahan Kecamatan Rao Utara.

“Pembangunan ke-10 polindes itu ber­sumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp1,5 Milyar,” kata Desrizal.

Pemkab terus berusaha membangun sarana pe­la­­yanan kesehatan di seluruh wilayah di Pa­sa­man sebagai salah satu upaya men­de­katkan pe­layanan kesehatan kepada mas­ya­rakat. Da­lam upaya memberikan pelayanan kesehatan ke­­pada masyarakat memang keter­sediaan sa­ra­na dan prasarana kesehatan sangatlah pen­ting.  Sebab, tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, tentunya sangatlah berat bagi pe­me­rin­tah daerah untuk bisa meningkatkan kesejah­teraan masyarakat. Dengan adanya polindes di masing-masing kecamatan itu nantinya diha­rap­kan bisa menjadi rujukan pertama bagi masyarakat yang ingin men­da­patkan pelayanan kesehatan.

Upaya tersebut adalah untuk mendekatkan pe­layanan kesehatan kepada masyarakat yang se­lama ini belum tersentuh oleh tenaga kese­ha­tan. Sehingga dengan begitu masyarakat benar-benar mendapat pelayanan kesehatan yang optimal dan berkualitas.

Pembenahan tersebut, tambahnya tentu dengan harapan bahwa program-program yang telah direncanakan oleh Pemkab melalui Dinkes untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dan berkeadilan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan dapat mem­ba­ngun pencitraan layanan medis yang baik di dae­rah ini. (Mur)