Visi Kabupaten Pasaman

POHON PELINDUNG PENCIPTA KESEJUKAN


Nagari Limo Koto Kecamatan Bonjol, merupakan salah satu nagari yang terbilang cukup padat pemukiman dibandingkan beberapa nagari di sekitarnya, sehingga tanaman pepohonan makin menyusut populasinya. Apalagi daerah yang dekat dengan lintasan garis khatulistiwa ini, tentunya cuacanya akan terasa semakin panas saja. Untuk itu, penaman pohon pelindung menjadi solusi yang cukup membantu untuk mengatasi dampak pertumbuhan bangunan masyarakat setempat.
“Melestarikan lingkungan melalui penanaman pohon pelindung dengan tanaman produktif, selain memberikan dampak positif terhadap lingkungan itu sendiri, juga sekaligus bermuara pada tanaman yang multi fungsi. Justru kehadiran sebatang pohon pelindung saja di lingkungan masyarakat, akan menciptakan kesejukan serta dapat membantu pengendalian ekosistem alam yang bermaanfaat bagi orang di sekitarnya”.
Demikian disampaikan Bupati Pasaman, H. Benny Utama, SH.MM pada kegiatan simbolis pelaksanaan penanaman pohon pelindung di Nagari Limo Koto, Kecamatan Bonjol, Sabtu yang lalu.
Menurut Bapak Bupati yang memang gemar menanam pohon ini, bahwa pohon pelindung yang ditanam tersebut merupakan tanaman produktif, sudah barang tentu masyarakat akan dapat memetik hasilnya di saat tertentu.
Salah satunya tanaman pohon pelindung yang ditanam dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Bank Rakyat Indonesia (BRI) tahun 2010 ini, dengan menanam pohon pelindung berupa bibit mahoni.
Pohon mahoni ini merupakan tanaman penghasil kayu yang memiliki nilai jual tinggi, bahkan harganya  bisa  mencapai puluhan juta rupiah untuk perbatangnya. Selain  juga diminati banyak orang karena kualitas kayunya cukup bagus.
Dikemukan pada kesempatan itu bahwa untuk Nagari Limo Koto, akan ditanam ratusan bahkan mencapai ribuan batang bibit mahoni sepanjang lokasinya memungkinkan. Kemudian sejumlah pohon pelindung tersebut setelah besar nantinya akan menjadi aset nagari setempat yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat dan pemerintahan nagari.
Jika untuk satu batang mahoni nantinya mencapai dengan harga Rp3 juta, dan jika yang sempurna seratus batang, maka Nagari Limo Koto sudah memiliki kekayaan kas nagari Rp. 300 juta dari hasil penjualan kayu pohon mahoni dimaksud, katanya.
Untuk mewujudkan harapan itu, tentunya sangat diperlukan adanya tekad semua pihak dalam memelihara sejumlah mahoni yang ditanam, karena tanpa adanya kebersamaan dalam memelihara asset nagari itu, sudah jelas, akan sulit untuk mencapai sasaran yang diharapkan, ujar H. Benny Utama mengakhiri paparannya.