Visi Kabupaten Pasaman

Jumat, 07 September 2012

REFLEKSI DUA TAHUN KEPEMIMPINAN BENNY UTAMA – DANIEL (29 Agustus 2010 – 29 Agustus 2012)

Assalamu'alaikum Selamat Datang Di Ranah Pasaman


REFLEKSI DUA TAHUN KEPEMIMPINAN BENNY UTAMA – DANIEL
(29 Agustus 2010 – 29 Agustus 2012)
Dua tahun sudah duet kepemimpinan Benny Utama – Daniel Lubis mengemas  Kabupaten Pasaman sejak dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati 29 Agustus 2010 lalu. Bagaimana dan kemana Pasaman ditangan mantan penegak hukum dan mantan pendidik ini. Berikut kami sajikan kilas balik dan kondisi kekinian wilayah seluas 7000 kilometer persegi  yang terletak persis di kaki bukit barisan tersebut.
Lah tarang nagari kami,” Lah tacelak Pasaman kini ko,” Iyo barubah Pasaman kini mah,,,” demikian beberapa ucapan senada yang akhir-akhir ini kerap terdengar dari mulut warga Pasaman dan para perantau yang baru tiba dari rantau. Kenapa kalimat demikian terujar. Apakah Pasaman benar-benar berubah, atau hanya perubahan dikulit luarnya saja ?

   Melakukan reformasi birokrasi tubuh Pemkab Pasaman yang gemuk, dengan memangkas 83 jabatan yang dinilai tidak efisien, merupakan langkah berani yang mengundang resiko. Betapa tidak, langkah tersebut bisa mengkondisikan seorang pejabat politik tidak populer dimata pejabat struktural, terutama yang non job akibat kebijakan tersebut.
Dari awal menjabat, Bupati Pasaman ke 17 ini langsung berkreasi. Beberapa pekan setelah dilantik (29 Agustus 2010), Benny Utama mulai menerapkan langkah efisiensi terhadap belanja aparatur. Upaya ini jelas merupakan suatu keharusan, karena kenyataan yang Ia temui di tahun 2010 itu, 72 persen porsi  APBD Pasaman habis terserap untuk belanja aparatur (baca: pegawai), hanya 28 persen saja yang tersisa untuk pembangunan dan kemasyarakatan, alias belanja Publik.       
Kondisi seperti itu memang sempat membuat Benny Utama gundah. “Dengan porsi APBD demikian, kapan daerah ini bisa terbangun dan kapan lagi masyarakat Pasaman bisa menikmati kesejahteraannya,” demikian kegundahan Benny Utama kala itu.
Sejumlah terobosan yang cendrung berisiko itu, termasuk memangkas Tunjada guru bersertifikasi, terpaksa dilakukan Benny Utama, demi percepatan pensejahteraan rakyat Pasaman secara keseluruhan. Sebab, tanpa dana yang memadai, mustahil Pasaman bisa terbangun hingga 30 bahkan sampai 50 tahun ke depan.
“Saya tidak gegabah dalam menerapkan sebuah kebijakan. Semua sudah melalui kajian yang mendalam dan sosialisasi kepada objek kebijakan tersebut. Seperti halnya memangkas Tunjada Guru bersertifikasi, karena penganggaranya jelas-jelas duplikatif. Tunjada takaranya kinerja dan pembayaran dana sertifikasi tolak ukurnya juga kinerja. Akan salah kalau dua-duanya dianggarkan,” terang Benny Utama, sembari menyebutkan sebelum diterapkan, kebijakan ini sudah disosialisasikan terlebih dahulu dan dapat diterima.
Sejumlah upaya efisiensi yang sama sekali tidak memiskinkan para pejabat, pegawai dan guru bersertifikasi ini, akhirnya dapat mendongkrak dana masyarakat dan pembangunan melalui APBD Pasaman. Dalam KUA PPAS 2013 depan, porsi belanja Publik mampu mencapai angka 52 persen dan belanja aparatur tertekan hingga menjadi 48 persen. Sungguh merupakan langkah berani dan melelahkan bagi seorang kepala daerah.
Sebenarnya, diawal jabatanya, Benny Utama sudah berhasil menjawab kebutuhan dasar masyarakat Pasaman, yakni penyelesaian Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Kondisi Rill di Pasaman, lebih 70 persen masyarakatnya adalah petani, yang sudah pasti sangat bergantung pada lahan pertanian. Namun hal ini paradok dengan status lahan di Pasaman, karena 72 persen diantaranya merupakan kawasan hutan lindung dan cagar alam. 
Menyadari hal ini sangat krusial, maka sejak diamanahi memegang tampuk kebijakan pemerintahan Pasaman, Benny Utama lansung menggeber persoalan tersebut. “Alhamdulillah, walau cukup melelahkan, pada Juni 2011 RTRW Kabupaten Pasaman telah tuntas, dengan diperolehnya penurunan status kawasan hutan seluas 25 ribu hektar, plus  8 ribu hektar tahun 2012 ini,” bebernya. .
Dengan ketersediaan dana Publik yang kian besar, membuat pembangunan Pasaman selama hampir dua tahun ini, begitu menggebu. Belum lagi kebijakan terbarukan Benny Utama untuk mendongkrak kesejahteraan Rakyat Pasaman. Sebutlah program Pembangunan Partisipatif Berbasis Nagari (P2BN) dengan pola pembangunan direncanakan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, serta diharapkan muncul partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya.
Lalu menggratiskan berobat di puskesmas dan RSU bagi seluruh jiwa masyarakat Pasaman. Program melalui Jamkesda yang bekerjasama dengan PT Askes ini, efektif berlaku tahun 2013 depan dan sudah memiliki payung hukum pelaksanaanya melalui Perda kabupaten Pasaman yang telah disahkan DPRD setempat bulan lalu.
Lima bulan lagi, mulai Januari 2013, Bupati Benny Utama juga telah memerintahkan jajaran pendidikan Pasaman untuk melaksanakan Bimbel (bimbingan belajar) gratis bagi seluruh siswa kelas 3 SMP/SMA negri maupun swasta termasuk sekolah dibawah lingkup kementrian agama, plus muatan lokal mata pelajaran bahasa Arab disetiap sekolah yang gurunya didatangkan oleh pihak Kementrian Agama.
“Kelas unggul yang merata diseluruh kecamatan, sudah sesuai dengan amanat undang-undang dan dibiayai sepenuhnya oleh APBD Pasaman.  Kita tidak ingin kelas unggul itu terpusat di ibukota kabupaten saja, hal ini sekaligus dapat meringankan beban orang tua murid dalam mempersiapkan anaknya menghadapi Ujian Nasional (UN),”             jelas Benny Utama.
Sebagai kepala pemerintahan yang dinobatkan mampu memberikan pelayanan terbaik buat rakyatnya, dengan Predikat Citra Bakti Abdi Negara (CBAN) bersama tiga kepala daerah lainnya di Sumbar, Benny Utama seakan tidak berpuas diri. Tanpa tedeng aling-aling Benny Utama terus menggelontorkan program pro rakyatnya. Ada indikasi baru yang sebenarnya pantas ‘dituduhkan’ buat Benny Utama, yakni ‘tiada hari tanpa memikirkan kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat Pasaman.’                         
Coba perhatikan, baru saja pola pembangunan berlabel ‘P2BN’ duduk sistimnya, Benny Utama pun lansung meluncurkan program Bareh Pasaman. Upaya pensejahteraan petani Pasaman yang di launching pada moment Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei lalu di Gelora Tuanku Imam Bonjol Lubuk Sikaping, direalisasikan dalam bentuk intervensi harga gabah ditingkat Petani Pasaman, yang dikerjasamakan dengan Perusda PT Equator.
Dengan kebijakan baru ini, penjualan hasil panen petani padi sawah yang selama ini diotak-atik para tengkulak, bisa distabilkan dengan harga beli oleh PT Equator. Untuk kelanggengan program ini, Bupati Pasaman mewajibkan seluruh aparatur di Pasaman, mulai dari Bupati bahkan juga muspida Pasaman hingga ke OB (Office Boy) membeli dan makan beras Pasaman. “Kedepannya, melalui dinas Perindagkop dan PT Eaquator, kita akan bikin outlet pemasaran dan penujualan Beras Pasaman di pasar Padang Luar Kabupaten Agam dan Kota Padang,”  terang bupati bersemangat.    
Pedagang bakulan pekan ke pekan yang juga banyak terjerat rentenir, ikut ‘dicikaraui’ Benny Utama. “Pagi dipinjami Rp 100 ribu untuk modal berjualan, sorenya harus dibayar Rp 120 ribu. Mana lagi uang yang mau dibawa pulang,,?” keluh Bupati Pasaman yang ikut merasakan penderitaan rakyatnya.
Antisipasi kondisi tersebut, Benny Utama memodali pedagang mingguan, dengan menyerahkan Rp50juta dana/pasar nagari yang dikelola pengurus koperasi pasar. “Tidak ada bunga dalam hal ini, sehingga pedagang kecil ini bisa membawa pulang untung dagangnya,” jelasnya.
Kreatifitas Benny Utama mengelola pemerintahan yang total demi kemajuan rakyat Pasaman ini, dari hari ke hari kian banyak, apakah dibidang pendidikan, kesehatan, pertanian serta ekonomi kerakyatan bahkan juga perumahan warga miskin.
Terakhir, di bulan Ramadhan kemaren, kembali diluncurkan program pembangunan rumah layak huni untuk rakyat Pasaman. Tahap awal, dalam tahun ini bakal dibangun/direhab 50 unit rumah prasejahtera. Sepuluh juta dibantu APBD, dua juta dari dana BAZ. Namun disini diharapkan partisipasi warga maupun family dari keluarga kurang mampu tersebut. Tahun berikutnya akan ditingkat alokasi dananya, kalau perlu pertahunnya 200 rumah sekaligus.
“Standar minimal bangunan berukuran 36 meter, namun boleh lebih dari itu, tergantung partisipasi yang masuk dalam pembangunan rumah layak huni tersebut,” kata Benny Utama, sambil menyebutkan, bahwa Ia tidak ingin lagi ada masyarakat Pasaman yang tinggal digubuk berlantai tanah.        
Ide Benny Utama untuk Pasaman yang telah direalisasikan dalam bentuk Program antara lainnya (akhirt 2010 hingga Agustus 2012) yang belum dimuat diatas :
I.       Validasi dan pendataan KK Miskin dalam rangka penentuan kluster kemiskinan masyarakat Pasaman. Pendataan dilakukan oleh Tim dari bappeda Pasaman dibantu staf ahli bupati. Jika validasi data diperoleh, apa yang menyebabkan masing-masing KK itu miskin, akan dilanjutklan dengan program ‘keroyokan’ SKPD untuk memerangi kemiskinan secara kongkrit dan nyata. Kerana karakter kemiskinan masyarakat berbeda-beda, misal miskin karena tidak punya lahan pertanian, tapi bantuan yang diberikan berupa bibit.
II.     pertemuan rutin dan berkelanjutan dengan seluruh stake holder di Kabupaten Pasaman, berupa :
1.      Rapat pimpinan terbatas setiap awal pecan (bupati,wabup, sekda, asisten dan kepala SKPD yang diperlukan untuk pembahasan).
2.      Rapat evaluasi bulanan dengan seluruh kepala SKPD sampai camat setiap tanggal 5 awal bulan (pergeseran hari/tanggal jikai kalender merah).
3.      Rapat-rapat  Muspida
4.      pertemuan Bupati dengan seluruh unsur pimpinan dan pelaku keagamaan Kabupaten pasaman. dijadualkan per-tiga bulan sekali.
5.      Pertemuan Bupati dengan pimpinan dan tenaga kesehatan se-kabupaten Pasaman (terjadual per-tiga bulan).
6.      Pertemuan bupati dengan unsur ninik mamak dan tokoh masyarakat. (terjadual per-tiga bulan.
7.      Mengunjungi dan berdialog dengan para petani di areal pertanian masyarakat disetiap kunjungan lapangan dan menjumpai pedagang pasar pada kesempatan hari-hari pekan. Aplikasinya selalu ada perobahan dan perbaikan kearah yang lebih baik dan menguntungkan masyarakat.        
III.  Satu Jorong Satu PAUD sekarang sudah berdiri 239 PAUD (jumlah jorong 209) Dimulai Tahun 2011. Guna mendukung Pendidikan Karakter yang telah ditetapkan Benny Utama yang dimulai sejak usia emas di pendidikan dini.\
IV.  Keberadaan SLTA/SMK/MAN sederajat minimal satu disetiap kecamatan, selesai tahun 2012.
V.    peningkatan kualitas guru/tenaga pengajar melalui diklat, pelatihan dan seminar yang dibiayai APBD Pasaman tahun 2013, guna lebih meningkatkan kualitas pelajar dan siswa Kabupaten Pasaman.
VI.  Satu Bidan Satu Jorong (tahun 2012), dalam rangka pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pasaman, dan menghindari resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan.  
VII.                       Menumbuhkan kembali rasa kebangsaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat mengawali proses belajar mengajar di seluruh sekolah dan disetiap acara resmi di Kabupaten Pasaman. Muncul dari kekhwatiran Benny Utama melihat mulai rapuhnya NKRI dan kurangnya pemahaman generasi muda tentang arti pentingnya semangat kebangsaan.
VIII.                     Meningkatkan kesejahteraan / honor guru agama di TPA/TPSA/MDA/TPQ dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan lembaga pendidikan agama tersebut. Mulai dari klas A, B dan C, tergantung jumlah murid/santri yang didik. Klasifikasi ini ikut menentukan besaran honor gurunya.
IX.  Menambah subsidi/bantuan untuk seluruh panti asuhan di Kabupaten Pasaman mulai tahun 2012. Sebelumnya hanya dibantu  Rp7 juta/ panti, tahun 2012 dinaikan menjadi 25 juta/ panti asuhan.
X.     Penetapan RSUD Lubuk Sikaping sebagai RS yang Terakreditasi (tahun 2012) dengan menggenjot secara total peningkatan pelayanan dengan pengawasan yang kontinyu dan berkelanjutan oleh Bupati Benny Utama serta terus meningkatkan sarana prasarana medis dan fasilitas pendukung lainnya di RSUD.  
XI.  Memugar dan membenahi kembali seluruh pasar nagari, sesuai dengan semangat otonomi daerah Sumbar dan menjadikan Pasar Nagari sebagai pusat ekonomi di nagari dan mengembalikan fungsi serta esensi pasar nagari bagi orang minang kabau.

Data-data pembangunan strategis di Kabupaten Pasaman  (2011-2012) :
1.      Finalisasi jalan tembus Rao (Pasaman)  - Rokan Hulu (Riau) dibiayai APBD Propinsi dan didukung APBD Pasaman. Tahun 2011 tersisa 3,5 KM yang belum Hot Mix. Tahun 2012 selesai dibangun 3 jembatan lagi.  Diharapkan 2013 selesai pengaspalan hot mix dan jembatan hingga ke batas Riau di Nagari Rumbai, Kecamatan Mapattunggul.
2.      Jalan tembus Daliak (Kab. pasaman) ke Sungai Janiah (Talu, Pasaman Barat). Tahun ini kembali diperoleh Rp9 milyar (APBD Propinsi) untuk 4 kilometer aspal HOT Mix ke batas Pasaman Barat.    
3.      Normalisasi Sungai Batang Sumpur di kecamatan Lubuksikaping Rp19 Milyar APBD Propinsi tahun 2011 s/d 2013, dan belasan bahkan puluhan milyar untuk normaliasi sungai Batang Masang, Lungguak Batu dan lainnya dari APBD Kabupaten dan dana rehab rekon BNPB Pusat serta proyek pengeringan rawa tahun 2010 dan 2011 di Kecamatan Panti dan Padang Gelugur.  Bekas rawa tersebut kini sudah dimanfaatkan masyarakat untuk lahan pertanian jagung ratusan hektar.
4.      Lanjutan pembangunan irigasi Panti-Rao tahun 2012 Rp10 milyar APBD Propinsi (proyeksi kemampuan mengairi 8.300 ha sawah masyarakat di kecamatan Panti, Padang Gelugur, Rao dan Rao selatan). Jika irigasi Panti-Rao selesai,  akan mampu dicapai surplus beras Pasaman 200 ribu ton/tahun. Saat ini surplus beras Pasaman telah mencapai 78 ribu ton/tahun.
5.      Pembangunan jembatan Koto Panjang dengan bentang 80 meter lebar 7,2 meter senilai Rp10 milyar yang sangat didambakan masyarajat Kecamatan Mapattunggul selatan.
6.      Pembangunan jembatan Lundar – Panti (Kecamatan Panti) yang sangat didambakan masyarakat jorong kuamang, katimahar, Lundar dan Lambak serta wilayah ditimur kecamatan Panti. Jembatan selesai tahun 2011, tahun ini dilanjutkan dengan peningkatan jalan Lundar-Panti.
7.      Pembangunan kembali jembatan sumpur sejati senilai Rp6 milyar lebih.
8.      Pembangunan Intake dan jaringan air bersih PDAM dengan konsep siap minum di Kecamatan Tigo Nagari Rp9 milyar lebih tahun 2011.
9.      Pembangunan sumber air PDAM dan intake di Nagari Ganggo Mudiak Kecamatan Bonjol Rp13 milyar tahun 2012. 
10.  Pembangunan trotoar di Kecamatan Rao dan Kumpulan Kecamatan Bonjol, yang juga merupakan pintu gerbang masuk Kabupaten Pasaman dari wilayah Utara (Rao) dan Selatan Kumpulan).
11.  Pelebaran jalan kota Lubuk Sikaping dari enam meter menjadi 10 meter, plus trotoar dan taman dikiri kanan jalan.  Tahun 2011 didanai Rp14 milyar untuk pelebaran jalan, tahun 2012 rp4,5 milyar untuk pembangunan trotoar dan taman. Tahun 2013 diharapkan lanjut dengan pengaspalan (overlay ulang) jalan dari batas kota pintu rimbo (selatan) hingga ke sawah panjang (utara).
12.  Peningkatan (overlay ulang) jalan nasional dari daerah  batas Agam sampai daerah Ranjau Batu, batas Sumut tahun 2012 (rp78 milyar APBN).
13.  Pembangunan kembali Kantor Bupati Pasaman (etalase daerah) untuk meningkatkan marwah masyarakat Pasaman dan peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat, dibiayai APBD Pasaman Rp34 milyar.